REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tanggal 27 hingga 28 Mei 2013 merupakan momentum yang tepat bagi umat Islam yang ingin mengoreksi arah kiblat masjid atau mushola di Indonesia.
Pasalnya pada kedua hari itu, tepat pukul 16.13 WIB sampai 16.23 WIB, matahari berada pada titik kulminasi (matahari tepat di atas kepala) di atas kota Makkah.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) RI Ahmad Izzudin mengatakan, pada waktu tersebut, setiap benda yang tersinari matahari dan memiliki bayangan tegak lurus di seluruh permukaan bumi, secara langsung menunjukkan arah kiblat yang benar.
Umat Muslim pun dapat tepat melaksanakan Sholat ke arah kota Makkah, tepatnya ke Ka'bah. "Ini adalah cara menentukan arah kiblat yang cukup akurat dengan cara yang mudah dan praktis," ujar Izzuddin dalam rilisnya.
salah satunya menggunakan bayang-bayang matahari sebuah tongkat. Bayang-bayang matahari yang dimaksud adalah bayang-bayang tongkat atau setiap benda yang tegak lurus ketika matahari transit atau berada di atas Ka’bah pada waktu kulminasi.
Sehingga setiap benda yang berdiri tegak lurus (seperti tongkat) di permukaan bumi akan menunjukan bayangan menghadap lurus ke arah Ka’bah di Mekah.
Pada waktu pertengahan hari tersebut, kata dia, matahari memancarkan cahaya layaknya lampu besar yang dapat membentuk bayangan setiap benda yang tegak lurus menghadap ke arah Ka'bah.
Hampir setiap benda yang berada di sekitar Ka’bah tidak akan memiliki bayangan sama sekali dan setiap bayangan benda pada area di luar Mekah akan menghadap lurus ke arah Ka’bah.
Dengan adanya posisi inilah, jelas dia, umat Islam yang berada di permukaan bumi yang terkena sinar matahari akan dapat memanfaatkan bayang-bayang matahari tersebut untuk dapat meluruskan arah kiblat di Masjid, Mushala, atau pun rumahnya masing-masing.