REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jakarta atau yang dikenal dengan SMA Boedi Oetomo merazia tas siswa untuk mengantisipasi aksi corat-coret seragam pascakelulusan.
"Kita merazia tas siswa untuk mengecek apakah ada alat-alat yang dibawa untuk corat-coret seragam dan aksi anarkis, tapi alhamdulillah tidak ada yang aneh-aneh," kata Kepala SMAN 1 Jakarta Hersani di Jakarta, Jumat (24/5).
Hersani mengatakan hal tersebut untuk mencegah euforia yang berlebihan karena kelulusan UN. Pihak sekolah Boedi Oetomo juga melaksanakan perintah Dinas Pendidikan DKI Jakarta agar siswa mengenakan pakaian adat.
Selain itu, pihaknya juga melarang siswa mengadakan acara lain di luar sekolah untuk merayakan kelulusan. "Kalaupun ada acara, kami undang orang tua biar ada yang mengawasi," ujar Hersani.
Hersani menyebutkan seluruh siswa yang mengikuti ujian lulus dengan nilai baik. Bahkan, ada seorang siswa yang memperoleh nilai sepuluh.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan DKI Jakarta terdapat 76 siswa yang dinyatakan tidak lulus ujian, yakni 73 siswa SMA dan tiga siswa SMK. Dari 61 ribu siswa SMA yang tidak lulus, hanya 0,143 persen yang tidak lulus, sedangkan untuk siswa SMK sekitar 0,005 persen yang tidak lulus.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah peserta UN SMA/MA tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 1.581.286 siswa dan siswa yang dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 8.250 siswa.
Artinya, persentase kelulusan tahun ini turun 0,02 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 99,5 persen. Jumlah peserta UN SMK sebanyak 1.106.140, dan siswa yang dinyatakan lulus UN SMK berjumlah 1.105.539 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 601 siswa.
Berarti tingkat kelulusan untuk UN SMK tahun ini meningkat, yaitu 99,95 persen sehingga yang tidak lulus hanya 0,05 persen. Tingkat kelulusan ini pun lebih tinggi 0,23 persen dibanding pada tahun 2011 yang hanya mencapai 99,72 persen.
Tingkat ketidaklulusan paling tinggi adalah Aceh, yaitu sebesar 3,11 persen. Kemudian, menyusul di posisi tertinggi kedua adalah Provinsi Papua dengan tingkat ketidaklulusan 2,85 persen. Artinya, di Aceh ada 1.754 siswa yang tidak lulus dari 56 ribu siswa peserta UN.