REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bulog Divisi Regional Jawa Timur optimistis rencana kenaikan harga BBM tidak mempengaruhi penyaluran beras bayi warga miskin (tasking).
"Saat ini, seluruh titik penerima raskin sudah ada target sasarannya. Kami tidak terlalu khawatir atas rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, karena warga kurang mampu sudah bisa dipastikan menerima alokasi raskin," kata Kepala Bulog Divisi Regional Jatim, Rusdianto di Surabaya, Kamis (23/5).
Hingga sekarang total penyaluran raskin di Jatim terealisasi sebanyak 210.516 ton setara beras bagi 2.857.469 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS PM). "Isu kenaikan harga BBM atau kebijakan baru lainnya itu tidak akan berdampak pada penyalurannya," ujarnya.
Hal tersebut terlihat dari pencapaian rata-rata alokasi beras miskin ke sejumlah daerah di Jatim yang mencatatkan besaran 42.862 ton per bulan. "Kondisi itu sesuai dengan pagu penyaluran beras miskin selama satu tahun sebanyak 514.344 ton dan disalurkan ke 8.506 desa sebagai titik distribusi di wilayah kerja kami," tutur Rusdianto.
Ia berharap situasi tersebut menjadi penambah semangat bagi seluruh pegawai Bulog di Jatim maupun secara nasional, untuk selalu menjalankan segala kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah. "Salah satu kegiatan kami dalam menaati kebijakan pemerintah itu terlihat pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei lalu," katanya.
Ketika itu, seluruh direksi BUMN diminta melaksanakan Gerakan direksi Mengajar pada 20 Mei 2013 termasuk Bulog. Tujuannya, menginspirasi generasi muda melalui berbagi cerita tentang profesinya, riwayat hidup, kisah suksesnya hingga mencapai posisi saat ini. "Di Jatim, ada empat orang direksi yang menjalankan kebijakan tersebut," imbuhnya mengakhiri.