Rabu 22 May 2013 14:42 WIB

'Jaga Orisinalitas Alquran'

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
Orang membaca Alquran
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Orang membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga keaslian (orisinalitas) kitab suci Alquran di era teknologi informasi sekarang ini menjadi kebutuhan yang mendesak.

Beberapa temuan teks Alquran yang tidak sesuai dengan teks asli menjadi peringatan pentingnya menjaga orisinalitas teks mushaf, terjemahan dan tafsir Alquran tersebut merupakan ulah oknum tidak bertanggung jawab.

Menteri Agama, Suryadharma Ali dalam  Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ulama Al Quran di Serang, Banten, Selasa (21/5) mengatakan, pemerintah berupaya keras agar mushaf Alquran yang beredar di Indonesia tetap terjaga orisinalitasnya.

Keaslian teks Alquran yang tetap terjaga ini penting, agar ajaran Islam tetap terjaga sampai kapanpun sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

"Bagi ummat Islam Al-Quran bukan hanya sebagai kitab suci. Tapi juga memiliki posisi sentral dalam denyut nadi kehidupan dan peradaban," ujar Menag di hadapan para Ulama Alquran. Hilangnya orisinalitas Al Quran, membuat ummat sulit memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan jauh dari petunjuk Allah.

Karenanya, Menag mengingatkan, di tengah kondisi global yang memudahkan arus informasi sekarang ini,menjaga keaslian teks Al-Quran merupakan suatu keharusan. Inilah peran besar tugas Ulama Alquran, khususnya Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA),  yang berada di bawah Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) dan Pendidikan Pelatihan (Diklat) Kementerian Agama (Kemenag).

 

Selain mengawasi teks dari mushaf Al Quran yang beredar di Indonesia, LPMA bersama Ulama Al Quran juga memiliki tanggung jawab besar menjaga segala bentuk terjemahan dan tafsir ayat Al Quran yang tidak sesuai ajaran Islam. Walaupun, kata Menag, paham keberagamaan  dalam Islam merupakan bagian dari khazanah peradaban Islam.

"Akan tetapi permasalahan muncul setelah tafsir tersebut mengarah ke fanatisme, yang saling mengkafirkan, saling menyalahkan dan merasa paling benar," ujar Suryadharma.

Inilah yang harus menjadi perhatian para Ulama Alquran dalam naungan LPMA, yakni menjaga orisinalitas bukan hanya pada teks saja, akan tetapi tafsir dan terjemahan yang sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement