Rabu 22 May 2013 11:50 WIB

Tinggalkan Demokrasi Cacat!

Demokrasi: politik atau agama (ilustrasi).
Foto: matthewmachowski.com
Demokrasi: politik atau agama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fika Apriani

“Sejak lahir demokrasi sudah cacat, maka siapa pun yang mengikutinya juga cacat.” Sebuah statement kontras tentang demokrasi tersebut dikeluarkan oleh Ustaz Mustaqim, Lc alumni pesantren NU Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.

Terdengar sangat tidak biasa memang karena statement tersebut terlontar ditengah-tengah kebanyakan manusia hari ini sibuk mengagungkan demokrasi. Menarik, karena disisi lain para pejabat dan partai politik sedang hectic mempersiapkan penyelenggaraan pesta demokrasi 2014 mendatang.

Ustaz Mustaqim mengatakan bahwa demokrasi adalah konsep atau nama yang dibuat oleh kafir. Bagi mereka yang fair dan mampu melihat sejarah secara objektif, pernyataan serupa pastinya akan muncul dari ucapan mereka. Secara historis demokrasi berasal dari Yunani pada abad ke 5 SM yang diprakarsai oleh Cleisthenes. Sistem pemerintahan yang menjadikan kedaulatan ditangan majelis tersebut tidak bertahan lama.

Demokrasi Yunani dikalahkan Kekaisaran Monarkhi Romawi yang mengendalikan rakyat secara absolut atas nama Tuhan. Pergerakan penghapusan pemerintahan atas nama Tuhan oleh para filsuf dan ilmuwan pada saat itu menjadikan Kekaisaran Romawi hancur dan kembalilah Yunani pada demokrasi yang menjadikan pemisahan agama dari kehidupan sebagai asas. Maka tidak salah apa yang disampaikan Ustadz Mustaqim, bahwa demokrasi bukanlah berasal dari Islam.

Potret buram demokrasi hari ini bukanlah sesuatu hal yang mengagetkan, Plato dan Aristoteles pun yang menjadi pelopor sistem demokrasi ini juga mengatakan bahwa demokrasi dari lahirnya sudah cacat. Fakta terdekat yang bisa kita lihat saat ini adalah ternyata demokrasi justru ‘menghabisi’ manusia, demokrasi merenggut hak manusia untuk hidup.

Lihat saja undang-undang yang dilahirkan dari rahim demokrasi, Demokrasi UU Sumber Daya Air, UU Penanaman Modal, UU Minerba, UU Migas, UU SJSN dan BPJS, dan sejumlah UU lainnya dibuat pemerintah tidak lain adalah untuk menguntungkan Barat bukan untuk rakyatnya. Tidak salah jika John Adams mengatakan demokrasi lebih berdarah ketimbang Aristokrasi atau Monarki.

 

Kondisi buruk bangsa ini yang notabene dialami umat islam, penuh dengan berbagai masalah kehidupan dari mulai kelaparan sampai korupsi sebenarnya tidak akan terjadi seandainya kita, manusia, menjadikan hukum Allah SWT sebagai aturan dalam kehidupan kita.

Umat Islam punya solusi jitu untuk menyelesaikan masalah kehidupannya, umat Islam bukanlah Eropa abad pertengahan yang harus menjadikan manusia sebagai pemegang kedaulatan menggantikan Allah. Umat Islam tidak pernah mengalami penindasan sebagaimana yang dialami rakyat Yunani oleh teokrasi Romawi saat mereka menggunakan atura Allah SWT.

Demokrasi sesungguhnya khas Barat dan muncul untuk menyelesaikan problem penindasan atas nama gereja di Barat, bukan dari Islam. Tidak akan selesai permasalahan umat manusia dengan solusi demokrasi hari ini. Demokrasi bukanlah solusi dan saat ini bahkan sudah banyak orang yang semakin tidak percaya dengan demokrasi karena sudah semakin terlihat kecacatannya.

Kembali mengutip pernyataan John Adams yang sudah sangat gamblang mengingatkan bahwa demokrasi akan segera menemui ajalnya, demokrasi tidak pernah berumur panjang. Bagi mereka yang berakal, tentunya meninggalkan demokrasi adalah pilihan cerdas.

Allah SWT berfirman, "Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50). Wallahu a’lam

Mahasiswa FIK Unpad 2009

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement