REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran alim ulama dan pemuka agama lainnya dianggap penting dalam laju pemberantasan narkoba di Indonesia. Bukan hanya itu, peran mereka kini semakin dinilai sentral akan kepedulian terhadap program rehabilitasi pengguna narkoba.
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Anang Iskandar, para pemuka agama memiliki cara unik, namun tepat sasaran dalam memulihkan para pecandu narkoba. Bahkan menurutnya, peranan tokoh agama lebih besar ketimbang negara terkait pembangunan panti rehabilitasi pecandu narkoba.
“Dari 18 ribu pecandu yang menjalani rehabilitasi di seluruh Indonesia, hanya dua ribu yang mampu rumah rehab milik pemerintah tampung, sisanya swasta. Dan para pemuka agama inilah yang memegang peranan penting,” ujar dia ketika berdiskusi dengan awak media di ruang kerjanya di Kantor BNN Cawang, Jakarta Timur Selasa (21/5).
Anang menyampaikan, ragam langkah spiritual yang menyentuh sisi rohani para pecandu ternyata amat efektif meredam keinginan pengguna untuk mencicip lagi narkoba. Dia memaparkan, beberapa tempat pesantren dan pondok ibadah kini sudah rajin menggelar ritual penyembuhan pecandu narkoba.
Tak hanya seremoni penyembuhan, kegiatan lain yang dapat mengalihkan pecandu agar fokus pada hal lain diluar narkoba pun digerakkan oleh para pemuka agama. “Saya salut, mulai dari Pesantren, sampai pondokan milik pendeta ikut membantu pemulihan para pengguna. Sisi spiritual memang amat kuat di luar kemampuan medis dalam memulihkan pecandu,” kata dia.