REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri, mengaku akan melakukan beberapa langkah perbaikan. Namun langkah pertamanya adalah mengkaji kembali kebijakan insentif fiskal.
Langkah ini, kata dia, tak lain untuk menggenjot investasi di dalam negeri. Menurutnya, selama ini, insentif fiskal belum dioptimalkan. Ia mengatakan, jika menginginkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, investasi harus jalan. “Investasi harus jalan itu bisa didukung oleh insentif fiscal. Pertanyaannya adalah apakah harus insentif baru?” katanya, Selasa (21/5).
Menurutnya, seringkali insentif sudah ada tetapi tidak dimanfaatkan sepenuhnya alias perusahaan memanfaatkannya terbatas. Sebab, lanjutnya, skema insentifnya tidak bisa diterapkan. Contohnya, tax holiday hanya dua perusahaan yang melakukan atau mengambil manfaat itu.
“Itu kita bisa duduk untuk melihat jangan-jangan skema itu tidak sepenuhnya cocok, walaupun insentifnya ada. Jadi tidak serta merta bahwa kita harus create insentif baru. Tapi insentif yang bisa efektif,” katanya.
Selain itu, ia pun berjanji akan menjalankan tiga pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diberikan kepadanya. Pertama, menjaga kehati-hatian fiskal. Kedua, meskipun hati-hati, pertumbuhan ekonomi harus tetap berjalan. “Untuk itu, harus ada skema insentif dari fiskal yang mendorong agar investasi tetap terjaga,” katanya.
Ketiga, setelah investasi terjaga, lanjut dia, ujung dari ini semua adalah kesejahteraan masyarakat. Hal itu berarti bahwa adanya penciptaan lapangan kerja. "Skema investasi inilah yang perlu didukung,” katanya.