REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan bahwa kondisi Indonesia secara politik terkesan bobrok sebagaimana tayangan media massa, tapi kondisi ekonomi justru sangat baik.
"Kalau lihat tayangan media, Indonesia itu bobrok dan seolah hancur dalam minggu depan, tapi ekonomi jalan terus," katanya dalam kuliah umum memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-105 di Auditorium Rektorat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Senin.
Dalam kuliah umum bertajuk "Kebangkitan Kemandirian Bangsa Melalui Implementasi Riset Untuk Peningkatan Produktivitas" itu, mantan Dirut PT PLN itu menjelaskan ekonomi Indonesia itu memiliki "dua tangan".
"Tangan yang satu adalah APBN, sedangkan tangan yang lain adalah BUMN. Kalau kita menggunakan APBN, maka kita harus melalui prosedur yang lama, karena uang negara memang harus disetujui banyak pihak mulai dari kementerian, DPR, hingga kementerian teknis," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta para peneliti mau bekerja sama dengan BUMN agar hasil penelitian mereka dapat cepat diaplikasikan bagi kepentingan masyarakat, seperti kerja sama PT Kimia Farma dengan peneliti obat anti-kolesterol dari Unpad.
"Obat itu sebenarnya sudah dilirik perusahaan dari Korea, tapi peneliti itu akhirnya mau bekerja sama dengan PT Kimia Farma. Insya-Allah, obat anti-kolesterol itu sudah dapat diproduksi pada Juli mendatang," katanya.
Apalagi, katanya, BUMN yang berjumlah 700-an itu memiliki aset Rp3.000 triliun. "Jadi, BUMN merupakan 'tangan lain' perekonomian Indonesia yang bila dimanfaatkan akan mampu mempercepat kemajuan dan tentunya kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan negara yang maju tanpa BUMN itu ada, seperti Amerika, Jepang, dan sejumlah negara di Eropa, tapi negara yang maju dengan BUMN juga ada, seperti Singapura.
"Indonesia sendiri memilih untuk mengembangkan BUMN dan non-BUMN bersama-sama," katanya.