REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU-- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Riau, menyatakan daratan Sumatra sejak Minggu (19/5) telah dikepung sebanyak 99 titik panas (hotspot) akibat minimnya curah hujan.
"Satelit NOAA 18 mendeteksi kemunculan titik panas terbanyak berada di Provinsi Riau dengan jumlah mencapai 67 titik," kata Tri Puryanti selaku analis lembaga pemantau cuaca itu kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Untuk di Provinsi Riau, demikian Puryanti, titik panas tersebar di sembilan kabupaten dan kota, seperti Rokan Hilir ada sebanyak 29 titik panas serta Rokan Hulu ada sebanyak sembilan "hotspot".
Kemudian, lanjut dia, titik panas juga terdekteksi oleh satelit berada di saratan Kabupaten Bengkalis sebanyak delapan titik, Pelalawan ada enam titik, serta di Siak dan Kabupaten Kuantansingingi masing-masing empat titik panas.
Selanjutnya, di Kota Dumai dan Kabupaten Kampar masing-masing ada sebanyak tiga titik panas, serta di Kabupaten Indragiri Hulu terdeteksi satelit ada satu titik.
Selain di Riau, satelit NOAA-18 yang dioperasikan Singapura juga mendeteksi kemunculan titik panas di sejumlah wilayah Sumatra lainnya, seperti di Sumatra Utara ada sebanyak 14 titik dan Sumatra Barat ada sembilan "hotspot".
Terdeteksi pula titik panas di Jambi sebanyak enam "hotspot", Sumatra Barat ada sembilan titik, Kepulauan Riau ada dua titik, dan Aceh ada satu titik panas. "Kemunculan titik panas pada bulan Mei 2013 akan cenderung bisa berkurang dan bisa juga sewaktu-waktu meningkat, tergantung cuaca," katanya.
Namun, untuk beberapa hari ke depan, kata Puryanti, khusus wilayah daratan Riau, masih cenderung cerah hingga berawan.
"Curah hujan masih sangat minim sehingga potensi kemunculan titik panas masih sangat besar dan jumlahnya bisa jauh lebih banyak," katanya.