Senin 20 May 2013 06:28 WIB

DPR Minta Freeport Santuni Korban Reruntuhan Tambang

Priyo Budi Santoso
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta PT Freeport Indonesia memberikan santunan kepada keluarga korban reruntuhan fasilitas tambang bawah tanah Big Gossan.

Kepada wartawan di Timika, Senin (20/5), Priyo mengatakan pemberian santunan dan biaya tambahan lainnya dimaksudkan untuk meringankan beban psikologis keluarga para korban yang meninggal.

"Kami ingin memastikan bahwa santunan dan biaya-biaya sosial lainnya sesegera mungkin dipersiapkan oleh PT Freeport," kata Priyo.

Politisi dari Partai Golkar itu memimpin tim DPR RI yang berjumlah tujuh orang datang langsung ke lokasi reruntuhan fasilitas tambang bawah tanah Big Gossan di Mil 74 Tembagapura pada Minggu (19/5).

Dari penjelasan manajemen PT Freeport, katanya, perusahaan telah menyiapkan semua hak-hak para korban kecelakaan tambang sesuai mekanisme yang diatur dalam peraturan perusahaan.

"Kami dengar ada yang mendapatkan santunan sekitar Rp1,7 miliar (paling tinggi) dan ada yang mendapatkan sekitar Rp600 juta (paling rendah). Yang jelas perusahaan sudah menyiapkan semuanya," kata Priyo.

DPR juga meminta PT Freeport memberi perhatian kepada keluarga, terutama anak-anak para korban yang meninggal dalam kecelakaan runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan.

"Putra-putri para korban diprioritaskan bekerja di Freeport dan biaya pendidikannya ditanggung sampai jenjang Perguruan Tinggi," kata Priyo.

Vise Presiden PT Freeport bidang hubungan pemerintahan, Simon Patric Morin mengakui perusahaan sedang menghitung besaran pesangon yang akan dibayarkan kepada para korban, terutama yang meninggal dalam insiden runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan.

Penghitungan pembayaran pesangon para pekerja yang meninggal mempertimbangkan masa kerja, asuransi-asuransi serta jaminan pendidikan bagi putra-putri para korban sampai jenjang Perguruan Tinggi.

"Perusahaan juga memberikan kesempatan kepada anggota keluarga para korban untuk bekerja di perusahaan ini. Hal-hal seperti ini telah dilakukan perusahaan sebagai bentuk penghargaan terhadap pengorbanan mereka," kata Simon Morin.

Ia menambahkan, sampai saat ini PT Freeport belum memberitahukan secara resmi ke publik nama-nama pekerja yang masih terperangkap dalam reruntuhan fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan.

Hal itu semata-mata karena pertimbangan etis agar tidak semakin membebani kondisi psikologis keluarga.

Dalam upaya pencarian korban reruntuhan fasilitas tambang bawah tanah Big Gossan, Minggu (19/5), regu penyelamat kembali menemukan tiga jenazah. Mereka terdiri atas Viktor Senger, Hengky Hendambo dan Aris Tikupasang.

Ketiga jenazah para pekerja PT Freeport itu telah dibawa ke Timika pada Senin pagi untuk disemayamkan di rumah kerabatnya masing-masing.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber di Timika menyebutkan, jenazah Viktor Senger, Aris Tikupasang dan Jhony Tulak akan diberangkatkan bersamaan dari Timika ke Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin siang untuk dikebumikan di kampung halaman mereka di Tanah Toraja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement