REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan mengungkapkan masih banyaknya distorsi kebijakan perdagangan yang mengarah ke sektor pangan atau pertanian. Kondisi itu menjadi salah satu kendala mewujudukan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) 2015.
"Yang jelas (untuk AEC) banyak distorsi di beberapa negara dan itu harus diluruskan," kata Gita usai menghadiri Pelepasan Alumni Magister dan Doktor Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Sabtu (17/5).
Gita menganggap kesulitan dalam mengikis distorsi tersebut disebabkan kekhawatiran negara-negara Asia Tenggara dengan konteks integrasi zona ekonomi. Distorsi tersebut, kata Gita, merupakan kebijakan yang mengubah jumlah perdagangan karena keberpihakan terhadap satu sektor dan melebihi batas.
"Agak sulit untuk (mengatasi) distorsi tersebut karena ada kekhawtiran di zona ekonomi," ujarnya. Untuk mengurangi distorsi kebijakan itu, kata Gita, pemerintah akan fokus dalam meningkatkan daya saing bagi produk nasional.
Hal ini juga untuk meningkatkan penawaran produk produk pertanian dari negara sekitar ke Indonesia. "Saya setuju dengan upaya peningkatan sisi pasokannya untuk perdagangan nanti, jangan hanya terpaku pada sisi permintaan," ujarnya.