Jumat 17 May 2013 17:18 WIB

Banyak Bangunan di Pinggir Sungai Picu Banjir

Rumah tepi sungai
Foto: blogspot
Rumah tepi sungai

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Banyaknya bangunan di pinggir aliran sungai dinilai menyebabkan banjir di Semarang. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (PSDA dan ESDM), Agus Riyanto, mengatakan banyaknya bangunan di pinggir Kali Semarang mengganggu sistem drainase.

Bangunan yang banyak menjorok ke Jalan Inspeksi tersebut dinilai menyulitkan jalannya alat berat yang akan digunakan untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan serta pengerukan sedimentasi di Kali Semarang.

Selain itu, keberadaan replika kapal Cheng Ho juga dinilai menyulitkan proses pengerukan sedimentasi yang rutin dilakukan di Kali Semarang.

"Menurut kami keberadaan replika kapal Cheng Ho yang dibangun secara permanen ini menjadi salah satu penyebab banjir, yang kini masih saja terjadi di kawasan Semarang Tengah dan Semarang Utara," katanya.

Agus menambahkan, landasan cor beton yang ditanamkan ke dasar sungai dan dasar kapal Cheng Ho menutup sungai secara permanen sehingga dasar sungai tidak dapat keruk. Ia menambahkan, kapal Cheng Ho tersebut menutup dua pertiga dari lebar Kali Semarang.

Hal ini menyebabkan hanya sepertiga lebar sungai yang dapat berfungsi secara normal. Sehingga banyak sampah yang menumpuk di dekat replika kapal Cheng Ho. "Ini juga menyulitkan kami dalam pemeliharaan sungai," katanya.

Agus mengatakan pihaknya akan mengirimkan surat ke Plt Wali Kota Semarang terkait pelanggaran bangunan tersebut. Ia berharap Jalan Inspeksi tersebut dapat efektif untuk kelancaran aliran sungai.

"Ini perlu dikomunikasikan dulu bersama pihak-pihak terkait lainnya. Jujur secara teknis ini sangat mengganggu. Supaya ada evaluasi dan kedepannya sebaiknya bagaimana. Saat inipun kami berjalan terus membersihkan sedimentasi seperti di Jalan Petek, Kali Semarang, MAJT, Jalan Gajah," kata Agus.

Kepala Seksi Operasional dan Pemeliharaan Tata Air Dinas PSDA dan ESDM, Kumbino, mengatakan lebar Kali Semarang sekitar 20 meter dan digunakan untuk replika kapal Cheng Ho sekitar 15 meter. Sehingga, hanya sekitar 5 meter dari lebar sungai yang tersisa.

"Itu tidak efektif untuk jalannya arus air, apalagi kalau hujan deres, banyak sampah yang tersangkut disekitar replika kapal tersebut. Tugas dinas kami kan membersihkan bagaimana drainase yang ada di Kota Semarang ini bersih," katanya.

Sebelumnya, Ketua Pansus Induk Drainase DPRD Kota Semarang, Agung Budi Margono, mengatakan agar Semarang bebas banjir, maka daerah aliran sungai harus bersih dari bangunan.

"Drainase Kota Semarang sudah parah kerusakannya dan sampah juga menumpuk dimana-mana. Upaya penangganan banjir harus dimulai dari pembersihan saluran sungai, dari kendala penghambat arus aliran air. Baik dari kendala bangunan liar, bangunan yang menganggu arus sungai maupun dari sampah dan sedimentasi dasar sungai," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Djunaedi, mengatakan pemindahan replika kapal Cheng Ho merupakan konsekuensi apabila pemerintah ingin membebaskan Semarang dari banjir dan rob. Menurutnya, bangunan replika kapal tersebut dapat direlokasi di tempat lain. 

"Untuk meminimalisir rob, pemerintah harus ada keberanian menerima konsekuensi. Misalkan ada bangunan-bangunan diatas saluran, seperti kapal Cheng Ho, dapat direlokasi tanpa menghilangkan nilai sejarahnya. Karena kapal Cheng Ho itu merupakan ikon Kota Semarang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement