REPUBLIKA.CO.ID, CAKUNG -- Terkait penguncian pagar rumah susun (rusun) Pinus Elok, Selasa (14/5) kemarin, warga tidak menganggapnya sebagai penyekapan. Pihak pengamanan rusun Pinus Elok, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pun membantah membantah hal itu.
Mulyadi, koordinator keamanan rusun, membenarkan aksi penguncian gerbang akses ke luar masuk warga rusun oleh pihak keamanan. Hal itu merupakan bentuk protes atas terlambatnya gaji karyawan selama 15 hari. Pengelola rusun tidak memberikan alasan yang jelas atas hal itu. "Kami harap hal itu tidak terulang," katanya.
Gaji saya berkurang dari yang seharusnya," kata H.A Ilham, seorang satpam rusun. Gaji Ilham yang seharusnya Rp 1,5 juta. Namun yang diterimanya sebesar Rp 1.400.000. "Tetap saya terima," kata Ilham.
Maryam, warga di gedung A lantai 2, mengatakan penguncian berlangsung sejak pagi hingg sekitar pukul 14.00 WIB. "Gerbang baru dibuka pukul 15.30 WIB," kata perempuan asal Sidoarjo itu.
Sementara Waisah dan Leha, yang ditemui sedang duduk di tangga depan rumah mereka, tidak bisa berbuat banyak saat kejadian kemarin. "Kami mengerti jika kesulitan mereka (karyawan rusun)," kata Leha.
Mereka sempat bingung beberapa hari belakangan sampah dibiarkan dan rusun tidak diurus. "Kami baru tahu kalau ternyata gaji karyawan terlambat dibayar," kata Waisah.
Meski kesulitan berbelanja sayuran dan mengantar anak sekolah, kedua ibu itu tidak lantas marah pada pihak keamanan. Sebagai penghuni rusun akibat gusuran, mereka berempati kepada karyawan.
Siang ini gerbang rusun sudah berfungsi normal. Warga juga menjalankan aktifitas seperti biasa. Beberapa warga terlihat sedang membersihkan rumah di rusun yang terletak di ujung kompleks perumahan itu.