Rabu 15 May 2013 17:15 WIB

Pelayanan Air Bersih Cimahi Belum Maksimal

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pelayanan air bersih di Kota Cimahi belum maksimal. Saat ini pelayanan baru mencakup 54 persen atau 352.685 jiwa dari total penduduk 647.545 jiwa. Sementara target Millenium Development Goal's (MDGs) harus mencapai 70 persen pada 2015 mendatang. 

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi Robin Sihombing mengatakan air bersih dilayani dari PDAM yang pengelolaannya ada di Kabupaten Bandung, beberapa titik sumur artesis, dan langsung membeli dari tangki air. "Semua belum maksimal, terjadi kekurangan pelayanan," ujarnya, Rabu (15/5). 

Menurut Robin, pelayanan melalui PDAM sering berhenti tanpa pemberitahuan. Sementara sumur artesis belum bisa berbuat banyak karena belum semua daerah mempunyai bahkan ada yang tidak beroperasi.

Oleh sebab itu, menurut dia, untuk mencapai target MDGs, pemerintah harus terus mendukung meskipun banyak kendala. Pemkot Cimahi harus melakukan pemerataan sumur artesis. Selain itu, harus dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap manajerial artesis yang ada.

Anggaran yang dikeluarkan untuk pengeboran satu sumur artesis mencapai Rp 250 sampai 350 juta. Sehingga, disayangkan beberapa titik sumur artesis tidak berjalan seperti di Kelurahan Utama.

Pengelolaan sumur artesis juga tidak transparan dan belum menyentuh masyarakat kecil. Dia juga menilai jumlah sumur artesis masih kurang. Sebab, setiap kelurahan seharusnya memiliki sumur artesis.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cimahi, Maria Fitriana mengatakan pelayanan air bersih di Kota Cimahi harus mencapai 70 persen tahun 2015. Menurut dia, upaya yang dilakukan yaitu pembangunan sumur artesis di setiap lingkungan RT atau RW.

Saat ini baru terdapat 43 sumur artesis dengan jangkauan pelayanan sekitar 5.077 jiwa. Secara bertahap, tahun 2013, akan dibangun enam sumur artesis.

Namun, dia mengaku kendala pelayanan air bersih yakni terkait kemampuan pengelola sumur artesis. Sehingga, perlu dilakukan upaya pemahaman seputar pengelolaan sumur artesis.

Selain itu, kendala pelayanan air bersih adalah keterbatasan sumber air baik tanah maupun permukaan. Menurutnya, selain sumur artesis, pelayanan air bersih dipenuhi dari PDAM, sumur dangkal, dan Bron Captering.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement