REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Abrasi yang terjadi di pesisir utara Kota Semarang tercatat semakin memprihatinkan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang mencatat Kecamatan Tugu, Semarang mengalami abrasi terparah.
Kepala Seksi Pengelolaan Lingkungan dan Kelautan Pesisir, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang, Wahyudin, mengatakan tingkat abrasi di Kecamatan Tugu mencapai 41,43 persen.
"Data tersebut diambil dari data terakhir, yakni sejak tahun 1991-2009," katanya ketika ditemui Republika di kantornya, Senin (13/5).
Dari luas wilayah Kecamatan Tugu, yakni 2.923,34 hektar, 1.211,20 hektare di antaranya terkena abrasi. Sementara itu, di Semarang Barat abrasi yang terjadi seluas 247,50 hektare dari total luas wilayahnya, yakni 2.380,53 hektare.
"Abrasi di Semarang Barat sekitar 10,39 persen. Sedangkan di Semarang Utara abrasinya 8 persen, dan di Genuk 7,86 persen," kata Wahyudin menambahkan.
Akibat dari adanya erosi pantai tersebut, garis pantai di Kecamatan Tugu mundur hingga 1,7 kilometer. Sedangkan, garis pantai di Genuk mengalami kemunduran sekitar 1,6 kilometer dan Pantai Trimulyo garis pantainya mundur hingga 2,4 kilometer.
"Itu data erosi pantai tahun 2009. Mungkin sekarang semakin berkurang," katanya.
Untuk menanggulangi bertambahnya abrasi, pihaknya membangun sabuk pantai sebagai alat penahan ombak dan melakukan penanaman mangrove. Wahyudin mengatakan pihaknya hanya memiliki data tahun 2009 karena terbatasnya anggaran.
"Penanaman mangrove juga dilakukan oleh semua pihak, seperti CSR. Tapi penanaman mangrove tidak hanya sebatas penanaman, namun juga perawatan," katanya.
Pada periode 2006 hingga 2010, luas lahan pertambakan di wilayah pesisir utara pun tercatat berkurang akibat abrasi pantai. Pada 2006, luas area pertambakan mencapai 1.030,21 hektare dan pada 2007 luas lahan berkurang menjadi 1.027,39 hektare.
Kemudian pada 2008, luas lahan tercatat 1.023,04 hektare dan pada 2009 tercatat 1.002,10 hektare. Sementara pada 2010 luas lahan tambak hanya sekitar 921,12 hektare.
Wahyudin juga mengatakan luas lahan tambak di Kelurahan Terboyo yang terkena abrasi seluas 652,7 meter sejak tahun 2005-2009. Akibat abrasi, ia mengatakan banyak petani tambak yang kehilangan lahan tambaknya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya tengah merancang konsep eduwisata hutan mangrove di Kecamatan Tugu. Hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi pantai dari abrasi dengan membuat konservasi hutan mangrove.
"Kami nanti akan bekerja sama dengan pemilik lahan, karena hampir semua wilayah di pesisir utara itu dimiliki oleh pihak swasta. Pemda sendiri tidak punya lahan," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan pada 2009, jumlah hutan mangrove di pesisir utara mencapai sekitar 83,70 hektar. "Di Kelurahan Tugu ada 42,20 hektar, di Semarang Barat ada 22,20 hektare, dan Genuk 19,30 hektare. Itu data terakhir kami tahun 2009," katanya.