Senin 13 May 2013 13:57 WIB

'BLT Proyek Gagal, Jadi Tak Perlu BLSM'

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang lansia menerima bantuan langsung tunai (BLT).
Foto: Antara/Eric Ireng
Seorang lansia menerima bantuan langsung tunai (BLT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah memberikan kompensasi berupa uang tunai kepada rakyat miskin, menyusul rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, dinilai anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Yani, sia-sia.

Sebab, menurut Ahmad, bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan pemerintah pada 2009, merupakan proyek gagal. Jadi pemerintah dinilai tidak perlu memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang serupa dengan BLT.

Karena Ahmad Yani berpendapat, ada kecenderungan BLSM akan disalahgunakan. Menurutnya, pemberian BLSM bukanlah cara yang baik dalam pengelolaan dan penataan negara.

"Tugas pemerintah adalah mencari sumber-sumber energi baru,” katanya di Jakarta, Senin (13/5).

Sebelumnya Yani berpendapat, seharusnya pemerintah tidak mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi, jika kenaikan itu belum jelas. Sebab, belum juga naik harga BBM bersubsidi, tapi rakyat sudah merugi, menyusul melambungnya harga barang-barang akibat rencana tersebut. Karenanya, Ahmad Yani menyarankan harga BBM tidak dinaikkan karena akan menyusahkan rakyat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement