Sabtu 11 May 2013 14:40 WIB

Masyarakat Diminta Berperan Aktif Mencegah 'Trafficking' TKI

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Djibril Muhammad
Trafficking (ilustrasi)
Trafficking (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Peran serta masyarakat dinilai sangat besar dalam upaya mencegah terjadinya trafficking (perdagangan) Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sejauh ini munculnya permasalahan TKI di luar negeri karena kelalaian yang dilakukan sejak awal mendaftarkan diri menjadi TKI.

"Keluarga atau calon TKI seharusnya lebih teliti sejak awal. Ini sangat penting untuk mencegah terjadinya trafficking," kata Rohyati Sarosa, direktur Sosialisasi dan Kelembagaan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (11/5).

Rohyati meminta agar masyarakat jangan cepat percaya dengan iming-iming pihak yang tak bertanggung jawab. "Untuk menjadi seorang TKI itu cukup menempuh prosedur resmi yang diatur pemerintah dan memenuhi persyaratan untuk bekerja ke luar negeri," ujarnya.

Dalam sosialisasi mencegah terjadinya trafficking, Rohyati mengatakan, BNP2TKI melakukannya dengan pendekatan budaya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggelar kesenian tradisional dan kontemporer.

Lalu di dalamnya, disisipkan pula sejumlah pesan agar masyarakat dapat lebih mempersiapkan diri jika ada keluarganya yang ingin menjadi TKI.

Untuk tahun ini, Rohyati menjelaskan, pihaknya menggelar sosialisasi ini di 13 lokasi. Lokasi tersebut tersebar di lima propinsi dan 13 kabupaten. Untuk rangkaian perdana telah dilakukan di Lapangan Sraten, Cluring, Kabupaten Banyuwangi pada Jumat (10/5) malam.

Sedangkan pada Sabtu (11/5) dilanjutkan di Malang. Rangkaian kegiatan ini akan berakhir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 19 Juli mendatang.

"Dengan sosialisasi semacam ini kami berharap masyarakat lebih memahami dan mengerti terkait dengan mekanisme, prosedur dan tata cara berangkat kerja ke luar negeri," tuturnya.

Namun Rohyati menegaskan sosialisasi ini bukan ditujukan untuk mengajak masyarakat menjadi TKI. "Kami mencoba menjadikan program ini sebagai opsi jika peluang kerja dalam negeri betul-betul tidak ada maka masyarakat bisa siap bekerja ke luar negeri. Tentunya harus ditempuh dengan prosedur yang ada," tuturnya.

Ahnas, kepala seksi Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) BNP2TKI, mengingatkan sebelum berniat menjadi TKI terlebih dahulu hendaknya membicarakan dengan pihak keluarga di dalam rumah. "Sampaikan ke seluruh keluarga. Setelah itu penuhi persyaratan yang ada," katanya.

Sejauh ini BNP2TKI mencatat ada sekitar enam juta TKI yang bekerja di 143 negara. Sementara itu Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Banyuwangi mendata setiap tahun ada 1.409 orang yang berangkat ke luar negeri sebagai TKI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement