Rabu 08 May 2013 21:49 WIB

Swasembada Kedelai dan Gula Terkendala Lahan

Rep: M Iqbal/ Red: Dewi Mardiani
Menteri Pertanian Suswono
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Menteri Pertanian Suswono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menyoroti swasembada komoditas pangan pada lima komoditas utama, yaitu beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Suswono menyebut untuk beras dan jagung relatif tidak bermasalah, dalam artian swasembada bisa dicapai. 

Khusus untuk produksi beras, terjadi peningkatan lima persen sepanjang 2012 lalu. Sedangkan untuk kedelai dan gula, Suswono menyebut, kendala lahan yang membuat target swasembada pada 2014 mendatang bisa pupus. Kedelai, membutuhkan tambahan lahan hingga 500 ribu hektare (ha), sementara gula membutuhkan tambahan lahan setara 300 ribu ha. "Tambahan lahan sulit diperoleh," tutur Suswono, Rabu (8/5).

Terkait daging sapi, Suswono menyatakan, tren menuju swasembada semakin tergambar dengan adanya penurunan importasi daging sapi. Jika pada 2012 lalu, kebutuhan impor sebesar 19,5 persen dari total kebutuhan, maka tahun ini ditetapkan 15 persen. Sehingga tahun depan bisa tereduksi menjadi 10 persen alias swasembada.

Tapi Suswono tak menampik apabila ada sejumlah masalah yang harus diatasi khususnya dari sisi harga. Harga yang tinggi tak lepas dari minimnya suplai yang dipengaruhi oleh arus barang antardaerah yang tidak lancar. "Padahal ada daerah-daerah sentra sapi yang ternyata sulit membawanya ke pusat permintaan."

Sebagai gambaran dalam mencapai swasembada pangan 2014, pemerintah menargetkan produksi beras setara 75,7 juta ton; jagung 29 juta ton; kedelai 2,7 juta ton; gula 4,81 juta ton; dan daging sapi 0,55 juta ton. Target tersebut telah ditetapkan dalam konferensi Dewan Ketahanan Pangan 2012.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi 2012 mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG); jagung 19,38 juta ton pipilan kering; kedelai 851.647 ton biji kering; gula 2,7 juta ton; dan daging sapi 505.477 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement