Rabu 08 May 2013 11:51 WIB

Ical Dukung Kompensasi BBM, Tapi...

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kiri) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (8/5).
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kiri) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (8/5) pagi. Saat ditemui, ia mengatakan akan membicarakan tentang subsidi BBM. 

"Kita ingin membicarakan mengenai masalah subsidi BBM. Saya diundang sebagai ketua umum Partai Golkar," katanya, Rabu. 

Ia menyatakan sepakat kalau subsidi BBM tidak tepat sasaran. Menurutnya, 80 persen subsidi BBM dinikmati oleh orang menengah ke atas. Sisanya baru dinikmati masyarakat kecil. 

Karena itu, ia beranggapan subsidi BBM harus diarahkan secara langsung kepada masyarakat miskin. Ical pun tidak menolak adanya kompenasasi dalam bentuk bantuan langsung sementara (BLSM). Menurutnya, kompensasi itu dilakukan untuk meredam gejolak di masyarakat jika kenaikan BBM dilakukan. 

"Saya tidak menolak, harus ada BLSM yaitu kompensasi yang sangat pendek untuk menahan gejolak kenaikan harga yang akan dirasakan rakyat miskin," katanya. 

Hanya saja, ucap Ical, pemberian kompensasi itu tidak bisa terus menerus. Ia menyarankan agar BLSM diberikan hanya pada 4-6 bulan pertama setelah kebijakan ditetapkan. Kompensasi jangka pendek itu baru dihentikan sampai dirasa ada keseimbangan antara harga dan pendapatan.

Menurutnya, setelah itu tetap perlu ada kompensasi kepada masyarat untuk jangka yang lebih panjang. Setidaknya untuk program yang bisa dirasakan lima tahun ke depan. "Sedangkan kompensasi jangka panjang yang baru terasa lima tahun mendatang bagi masyarakat miskin karena mereka dapat infrastruktur hingga beasiswa," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement