REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) akan menyelenggarakan dialog nasional bertema 'Menjaga Keutuhan NKRI dari Serangan Terorisme, Korupsi, dan Narkoba'. Menggandeng sejumlah ormas di luar LPOI, dialog akan membahas perluasan makna terorisme.
Sekretaris Umum LPOI Lutfi A Tamimi mengatakan, dialog akan diselenggarakan di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu, 11 Mei mendatang. Kegiatan ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Semua ormas kami undang, termasuk yang ada di luar LPOI," kata Lutfi di Jakarta, Rabu (8/5).
Ormas di luar LPOI antara lain, Front Pembela Islam (FPI) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Menurutnya, mereka dilibatkan untuk mencapai persamaan persepsi mengenai makna terorisme. Kegiatan dialog ini juga berkeinginan menghapuskan stigma di masyarakat bahwa terorisme adalah ajaran Islam.
"Kami ingin tegaskan terorisme bukan ajaran Islam, dan untuk itu seluruh ormas Islam kami libatkan. Ada kejahatan korupsi dan narkoba yang juga menjadi ancaman bangsa dan itu layak disebut terorisme," tegas Lutfi.
Dialog yang diselenggarakan LPOI ini akan menghadirkan sejumlah tokoh nasional sebagai narasumber. Yaitu Menkopolhukam Djoko Suyanto, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketua Umum PBNU H As'ad Said Ali, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua BNPT Ansyad Mbai, dan Ketua Umum DPP Granat Henry Yosodiningrat.
LPOI yang diketuai oleh KH Said Aqil Siroj beranggotakan 11 Ormas Islam. Yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al Irsyad Al Islamiyah, Al Ittihadiyah, Mathlaul Anwar, Al Wasliyah, Adz Dzikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Ikadi, dan Perti.