Senin 06 May 2013 16:35 WIB

Ratusan Suporter PSIS Diamankan di Balaikota Semarang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fernan Rahadi
Ribuan suporter fanatik klub sepkbola PSIS Semarang yang tergabung dalam Panser Biru di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (21/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Ribuan suporter fanatik klub sepkbola PSIS Semarang yang tergabung dalam Panser Biru di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (21/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ratusan suporter kesebelasan PSIS Semarang diamankan oleh aparat. Mereka dibawa ke Balaikota Semarang setelah tertahan selama sehari akibat kerusuhan yang terjadi di Godong Purwodadi, Sabtu (4/5) malam.  

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Linmas Kota Semarang, Gurun Risyad Moko, mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan aparat terkait untuk membantu warga yang terlibat dalam kerusuhan.

"Kami mengumpulkan dan mendata mereka, mana yang dari Semarang maupun luar Semarang. Bagi mereka yang luka kami obati dulu dan keluarganya akan dihubungi supaya menjemput anak-anak mereka. Untuk lebih memudahkan kami bagi per wilayah," kata Gurun kepada wartawan, Senin (6/5).

Ia menambahkan, kendaraan para suporter yang tertinggal di Grobokan akan diangkut menggunakan truk dan diantarkan sampai ke rumah pemilik. "Evakuasi suporter dan kendaraannya ini bertahap dilakukan, karena masih ada yang di sana. Tadi ada 138 dan sekarang mereka dibawa ke Mugas," katanya.

 

Sementara itu, para orang tua yang mencari anaknya datang ke balaikota. Berdasarkan pantuan, suasana di balaikota terlihat haru. Hanna (50 tahun), warga Bandarharjo, Semarang Utara, langsung menangis ketika bertemu dengan putranya, Adi Putra (14).

"Saya pertama tidak mengizinkan, tapi karena perginya sama kakaknya saya izinkan. Saya baru tau tadi pagi beritanya kalau anak saya nonton bola dan di sananya ricuh. Saya bersyukur anak saya selamat dan sudah pulang kembali," katanya sambil menangis.

Sementara itu, Satrio (19), suporter PSIS, mengalami luka di bagian kepala. Ia tidak menyangka kerusuhan akan terjadi. "Kepala saya terkena lemparan baru di Godong. Saya dan teman-teman terlibat aksi tawuran dan berusaha menyelamatkan diri dari lemparan batu. Ketika meloncat ke angkot, saya kena batu. Lalu saya mencari perlindungan ke pos polisi dan dibawa ke sini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement