REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Bawang merah dan bawang putih yang harganya sempat melejit beberapa waktu lalu, memperoleh perhatian khusus dari Pemprov Jawa Barat.
Salah satu bentuk perhatian tersebut, ditunjukkan dengan rencana Pemprov Jabar untuk mengembangkan bibit unggul bawang merah. Hal ini dilakukan, untuk meningkatkan produksi bawang sehingga impor bisa dicegah.
Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawa, komiditi bawang merah lokal tidak kalah dari bawang merah impor. Walaupun dari sisi ukuran lebih kecil, namun produk lokal terbilang lebih harum dibandingkan impor.
"Kami ingin Litbang bisa menciptakan bibit bawang merah yang wangi dan berukuran besar," ujar Heryawan kepada wartawan akhir pekan lalu.
Menurut Heryawan, penciptaan bibit unggul akan mendongkrak produksi bawang merah. Kalau produksi bibit unggul tersebut berhasil, maka Indonesia bisa terbebas dari ketergantungan impor bawang merah.
Keinginan tersebut,kata dia, bisa terealisasi karena berkaca dari keberhasilan penciptaan bibit unggul kentang. Bahkan, saat ini bibit kentang asal Jabar menjadi yang terbaik di Indonesia. "Saya yakin bisa dalam 2-3 tahun kedepan," katanya.
Heryawan mengatakan, masyarakat tidak perlu merasa khawatir dengan kenaikan harga bawang saat ini yang berkisar Rp 35 ribu/ kg. Sebab, kondisi itu terbilang menguntungkan petani. "Kalau terlalu mahal sih jangan, tapi terlalu murah juga jangan dong karena kasian petani," katanya.
Bawang merah, kata Heryawan, tergolong komoditi diantara elastis dan tidak elastis. Meski termasuk komoditi penting karena digunakan sebagai bumbu penyedap masakan namun masih bisa disubtitusi. "Kan tidak akan membuat seseorang meninggal dunia karena tidak makan bawang," kata Heryawan.