Jumat 03 May 2013 17:39 WIB

Jaton Akan Jadi Kampung Wisata Budaya

Rep: Priyantono Oemar/ Red: Heri Ruslan
Mensos Salim Segaf Al-Jufri
Foto: Priyantono Oemar/Republika
Mensos Salim Segaf Al-Jufri

REPUBLIKA.CO.ID, TONDANO -- Kampung Jawa Tondano (Jaton) di Kabupaten Tondano,  Sulawesi Utara akan ditetapkan sebagai kampung wisata budaya. Masyarakat Jaton, Jumat (3/5) siang, mengadakan syukuran ulang tahun Jaton.

"Berdasarkan Munas I Kerukunan Keluarga Jaton Indonesia (KKJI), ulang tahun Jaton ditetapkan tanggal 3 Mei," ujar Koordinator Nasional KKJI H Ali Hardi Kiai Demak.

Kemarin KKJI dideklarasikan di Jaton. Tanggal 3 Mei adalah tanggal Kiai Mojo tiba di Batavia sebelum diasingkan ke Tondano, pada 1830. Tahun ini Jaton ditetapkan telah berusia 183 tahun.

Tim Peneliti Sosial Budaya dari Tim Ekspedisi NKRI Subkorwil Minahasa melakukan penelitian selama sebulan di Jaton selama April 2013. Menurut Wakil Komandan Subkorwil Minahasa, Kapten Jaidi, tim peneliti mencoba menggali penyebaran Islam di Minahasa dan keberadaan masyarakat Jaton.

Kiai Mojo, guru ngaji Pangeran Diponegoro sekaligus pembimbing Pangeran Diponegoro diasingkan ke Tondano beserta 62 pengikutnya. Kecuali Kiai Mojo, mereka menikahi orang Minahasa di Tondano kemudian beranak pinak. Sekarang orang Jaton telah tersebar di berbagai daerah.

Mensos Salim Segaf Al-Jufri kemarin hadir di Jaton untuk menyerahkan bantuan keserasian sosial senilai Rp 109 juta. Kampung Jaton menurut Ali Hardi adalah subetnik yg berkembang dari berbagai suku, yaitu Jawa, Minahasa, Aceh, Minang, Sumsel, Banten, Sulawesi, dan Maluku.

"Ayah dari Pak Mensos adalah syekh di Jaton, yaitu Syekh Aljufri. Guru Sayid Idrus Aljufri adalah pendiri tarekat alkhairiyat di Jaton," jelas Ali Hardi.

Salim juga meresmikan monumen Jaton di halaman masjid yg dulu dibangun oleh Kiai Mojo. "Nama Jaton itu memiliki tiga nilai, yaitu keseriusan bergama, semangat juang, dan keguyuban," ujar Ali Hardi.

Keseriusan bergama ditandai dengan pembangunan masjid oleh Kiai Mojo. Semangat juang ditandai dengan keberadaan Kiai Mojo dan pengikutnya sebagai pejuang melawan penjajah dan rela diasingkan ke Tondano.

Keguyuban ditandai dengan kemampuan masyarakat Jaton menjaga kerukunan Jaton sebagai subetnis baru dari berbagai suku di Tanah Air, sehingga semua bersatu. "Semangat Jaton sekarang adalah menjaga persatuan dan mempertahankan NKRI," tegas Ali Hardi.

Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Sulut SH Sarundayan menyatakan Jaton adalah laboratorum kerukunan NKRI di Sulut. Kini 90 persen warga Jaton adalah Muslim. Jaton berada di Kecamatan Tondano Utara, di sebelah utara Danau Tondano, sekitar 65 km sebelah selatan Manado.

Mensos mengatakan, Kiai Mojo dalam proses ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement