Kamis 02 May 2013 23:31 WIB

Media Berperan terhadap Pendidikan Politik Generasi muda

Rep: Muhammad Akbar Wijaya / Red: Djibril Muhammad
Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Golkar, Rully Chairul Azwar
Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Partai Golkar, Rully Chairul Azwar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan nilai-nilai politik di sekolah tidak cukup hanya melalui mata pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaaraan (PKn). Butuh improvisasi nonformal guna menanamkan kesadaran nilai-nilai politik terhadap siswa.

"Penanaman nilai politik tambahan tidak perlu lewat kurikulum," kata anggota Komisi X DPR, Rully Chairul Azwar ketika dihubungi Republika, Kamis (2/5).

Rully menyatakan pendidikan politik kepada siswa bisa dilakukan melalui sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digagas MPR. Hal ini menurutnya sudah dilakukan lewat program empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Para siswa, kata Rully, diajarkan pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman hidup berbangsa dan bernegara. "Kita coba sosialisasi melalui Osis," ujarnya.

Rully menolak penanaman pendidikan politik lewat materi pelajaran. Hal ini karena menurutnya para siswa belum tentu siap menerima soal-soal politik yang disajikan. "Pendidikan politik sudah ada di PKn tinggal guru mengajar dengan benar," katanya.

Media massa juga berperan memberikan pendidikan politik yang baik kepada generasi muda. Sajian berita politik mesti menggugah kesadaran kaum muda untuk berpatisipasi dalam politik. "Jangan hanya politik negatif yang diberitakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement