Kamis 02 May 2013 22:03 WIB

Ratusan Pelajar Putus Sekolah di Sukabumi Lebih Pilih Bekerja

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Djibril Muhammad
Anak  harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi
Anak harus bekerja membantu orang tua, menjadi salah satu penyebab putus sekolah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Ratusan pelajar putus sekolah di Kota Sukabumi enggan melanjutkan pendidikannya. Sebab, mereka kebanyakan lebih memilih bekerja dibanding sekolah.

Dari data Dinas Pendidikn (Disdik) Kota Sukabumi menyebutkan, dari pendataan awalnya ada 597 pelajar yang putus sekolah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 229 orang di antaranya mau diajak bersekolah kembali.

"Sementara sisanya (368 orang-red) tidak mau bersekolah," ujar Kepala Disdik Kota Sukabumi, Ayep Supriyatna, kepada wartawan di sela-sela upacara peringatan hari pendidikan nasional, di Lapangan Merdeka, Kamis (2/5).

Alasannya, mereka ingin bekerja meskipun usianya masih termasuk usia sekolah. Dikatakan Ayep, pemerintah sudah berupaya mengajak pelajar putus sekolah untuk belajar kembali. Namun, pendirian mereka belum bisa berubah. 

Terlebih, pemerintah tidak bisa memaksa ratusan pelajar putus sekolah ini. Para pelajar yang putus sekolah tersebut, ujar Ayep, berasal dari semua jenjang pendidikan baik SD hingga SMA. Mayoritas pelajar putus sekolah ini berasal dari luar daerah atau urban yang merantau ke Kota Sukabumi. 

Menurut Ayep, para pelajar yang berkeinginan melanjutkan pendidikan akan dibantu pemerintah. Contohnya ada sebanyak 30 pelajar putus sekolah yang dikirim ke sekolah berkonsep boarding school di Kota Sukabumi.

Selain itu, ujar Ayep, Pemkot Sukabumi menyiapkan beasiswa cukup besar untuk membantu biaya pendidikan para siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Pada 2013 ini, disiapkan sebanyak 6 ribu

beasiswa yang diperuntukkan bagi pelajar Sukabumi dari segala tingkatan.

Ayep mengungkapkan, upaya ini sebagai bagian untuk mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar (Wajardikdas) selama 12 tahun. Sehingga semua anak yang berusia sekolah tidak ada lagi yang terhambat haknya untuk memperoleh pendidikan.

Wakil Wali Kota Sukabumi Mulyono menambahkan, Pemkot Sukabumi sebenarnya menargetkan pencapaian Wajardikdas 12 tahun pada 2013 ini. "Saat ini diperlukan evaluasi terkait pencapaiannya," ujar dia.

Langkah tersebut, kata Mulyono, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program wajardikdas 12 tahun. Sehingga ketika ada kendala maupun permasalahan dapat diatasi dengan baik.

Mulyono menuturkan, daerah lain saat ini baru berupaya menerapakan wajardikdas 12 tahun. Sebelumnya, kebanyakan daerah lain menerapkan wajardikdas sembilan tahun.

Diterangkan Mulyono, Pemkot Sukabumi mempunyai komitmen yang besar terhadap bidang pendidikan. Hal ini didukung pula dengan besarnya alokasi anggaran bidang pendidikan yang mencapai di atas 20 persen.

Lebih lanjut Mulyono menerangkan, pemkot juga kini tengah berupaya mengatasi masalah tawuran pelajar antar sekolah yang seringkali terjadi. Salah satunya dengan menggiatkan kegiatan positif di sekolah-sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement