Kamis 02 May 2013 15:56 WIB

Ibu-ibu Pedagang Buka Baju di Stasiun Cirebon, Ada Apa?

Rep: Lilis Handayani/ Red: Citra Listya Rini
Stasiun Cirebon.
Foto: IST
Stasiun Cirebon.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Beragam cara dilakukan para pedagang asongan di Stasiun Parujakan Cirebon agar tetap dapat berjualan di dalam stasiun. Bahkan, sejumlah ibu-ibu pedagang asongan nekat membuka bajunya di hadapan para petugas satuan pengamanan stasiun di Cirebon, Kamis (2/5).

Hal itu terjadi saat para petugas dari Daop III Cirebon berupaya melakukan sterilisasi pedagang asongan di dalam Stasiun Parujakan. Para pedagang asongan yang berjumlah sekitar 70 orang itu menolak mentah-mentah permintaan petugas yang meminta mereka tidak berjualan di dalam stasiun.

Adu mulut diantara pedagang dan petugas pun tidak terelakkan. Karena merasa kesal, sejumlah ibu-ibu pedagang asongan nekat membuka pakaian bagian atas yang mereka kenakan. "Kami sudah berjualan selama bertahun-tahun di stasiun ini," ujar seorang ibu pedagang asongan dengan nada tinggi.

Upaya para pedagang asongan untuk bertahan tak membuahkan hasil. Petugas keamanan stasiun bertindak tegas dengan mengambil paksa barang dagangan milik pengasong dan membawanya ke luar area stasiun.

Para pedagang pun ditarik secara paksa keluar stasiun. Bahkan, sebagian pedagang terpaksa digotong oleh petugas. Mendapat perlakuan seperti itu, pedagang pun meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Sebagian ibu-ibu pedagang asongan yang pingsan karena tak kuasa menahan kesedihan.

Koordinator pedagang asongan Stasiun Parujakan, Naryo, mengatakan para pedagang asongan sudah berjualan selama bertahun-tahun di dalam stasiun. Bahkan, ada yang sudah berjualan selama puluhan tahun. "Kami berjualan untuk mencari makan," ujar Naryo.

Sementara itu, Humas Daop III Cirebon, Sapto Hartoyo, mengakui pihaknya terpaksa melakukan tindakan represif kepada para pedagang. Menurut dia, hal tersebut dilakukan karena batas waktu yang diberikan kepada para pedagang asongan sudah habis. "Hari ini adalah batas waktu terakhir," kata Sapto saat dihubungi Republika.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement