REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN —Aparat Kepolisian Resort (Polres) Semarang menguak tabir kematian Agung Prasetyo (19), pemuda yang ditemukan tewas di dalam kamarnya, di Dusun Gruneng, Desa Jatirejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Selasa (30/4) kemarin.
Pemuda lajang tersebut bukan tewas dibunuh, seperti laporan awal pihak keluarga. Namun yang bersangkutan tewas setelah nekat mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara gantung diri, di dalam kamarnya.
Petugas Satreskrim Polres Semarang sebelumnya sempat menduga korban yang tinggal sendirian ini tewas karena dibunuh sesorang. Ini dapat dilihat tanda bekas jeratan yang tertinggal di lehernya.
Namun setelah polisi melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi dari lokasi serta hasil otopsi terhadap jasad Agung, polisi pun menyimpulkan yang bersangkutan tewas akibat gantung diri.
Kapolres Semarang AKBP Augustinus Berlianto Pangaribuan, mengatakan, keterangan dari orang tua, anaknya yang ditemukan meninggal dunia dikamar dengan luka lebam di leher diduga merupakan korban pembunuhan.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, polisi akhirnya ke-dua orang tua korban Agung mengakui anaknya tewas akibat gantung diri. "Untuk menutupi perasaan malu, mereka sengaja tidak menceritakan kejadian yang sesungguhnya," jelas Kapolres, Rabu (1/5).
Selain pengakuan saksi, ini juga dikuatkan lagi dengan hasil otopsi yang mengungkap beberapa tanda- tanda bunuh diri. "Seperti bekas jeratan tali serta ada cairan dikemaluannya,” tutur Augustinus.
Awal pemeriksaan orang tua korban tidak menjelaskan korban gantung diri. Alasannya karena malu jika sampai diketahui banyak orang. Sehingga jazad korban langsung diturunkan dan talinya dibuang sehingga seakan-akan korban tewas dibunuh. "Orang tua kandungnya itu merasa malu sehingga mengatakan korban dibunuh. Mereka khawatir dinilai tidak bisa mengurus anak," jelasnya.