Rabu 01 May 2013 20:17 WIB

Pengusaha Tekstil Nilai May Day Ganggu Investasi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: A.Syalaby Ichsan
  Ratusan buruh dan pengusaha menggelar zikir bersama menyambut Hari Buruh Sedunia di kawasan industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/5).  (Republika/Prayogi)
Ratusan buruh dan pengusaha menggelar zikir bersama menyambut Hari Buruh Sedunia di kawasan industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/5). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai aksi demonstrasi buruh pada May Day kali ini cenderung merugikan pengusaha. Jika diteruskan, para pengusaha khawatir akan mengganggu iklim investasi di Indonesia.

Ketua Umum API Ade Sudrajat menjelaskan, demonstrasi merugikan pelaku usaha karena tidak ada satupun pengusaha yang tidak memiliki utang dari bank. "Padahal kalau terjadi demo produktivitas perusahaan menurun dan membuat pengusaha rugi,” tuturnya. 

Dia memperingatkan, kalau demonstrasi buruh terus dilakukan dapat membuat negara-negara ASEAN menjadi pemenang. Artinya, para investor lari dan akhirnya berinvestasi ke negara-negara semacam Vietnam, sampai Thailand akibat demonstrasi.

Terlebih, tuturnya, Indonesia bukanlah tujuan investasi utama.“Padahal saat ini ada 41 juta orang menganggur dan angkatan kerja baru terus tumbuh sebanyak 1,2 juta jiwa tiap tahun. Sementara yang terserap kerja hanya 800 ribu sampai 1 juta jiwa,” ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement