Rabu 01 May 2013 18:45 WIB

Usai Bentrok, Kecamatan Rupit Kembali Normal

Rep: Maspril Aries/ Red: Fernan Rahadi
SeJumlah warga menutup Jalan lintas sumatera (Jalinsum) di kawasan Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Selasa (30/4).
Foto: ANTARA/ Feny Selly
SeJumlah warga menutup Jalan lintas sumatera (Jalinsum) di kawasan Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Selasa (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pascabentrok antara massa pendukung pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dengan Polri yang menewaskan empat warga Senin (29/4), pada Rabu (1/5) suasana di Kecamatan Rupit tempat terjadinya bentrok sudah kembali normal.

Camat Rupit Firdaus yang dihubungi Republika mengatakan hari ini suasana sudah kembali normal. "Perkantoran berjalan normal termasuk sekolah tidak diliburkan. Pertokoan juga buka dan lalu lintas juga normal," katanya.

Menurut Firdaus, walau suasana sudah normal suasana duka masih terasa. “Warga masih belum bisa menerima kedatangan anggota Polri. Warga terutama keluarga korban yang tewas masih menuntut Polri bertanggung jawab atas meninggalnya empat warga tersebut," ujarnya.

Suasana normal  juga dibenarkan Andi seorang warga Desa Maur. Menurutnya, walaupun suasana normal, namun warga masih sangat marah dengan polisi. Sebagai wujud kemarahan tersebut warga sudah sepakat menolak pembangunan kembali kantor Polsek Rupit di lokasi yang lama. Warga tidak ingin ada kantor polisi di Kecamatan Rupit dan Kecamatan Karangdapo.

Informasi tentang penolakan keberadaan kantor polisi di Kecamatan Rupit diakui Firdaus. “Memang ada informasi yang kami terima, warga menolak kantor polsek dibangun di lokasi yang lama di Kelurahan Muara Rupit dan Kelurahan Lawang Agung," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement