Rabu 01 May 2013 18:20 WIB

PDIP: Dinasti Bukan Segalanya

Rep: Ira Sasmita/ Red: Fernan Rahadi
Maruarar Sirait
Maruarar Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait menilai politik bukan segalanya. Apabila rakyat sebagai pemilik suara cerdas.

"Politik dinasti bukan segala-galanya kalau pemilih cerdas. Karena kalau tidak didukung publik, siapa pun dia tetap tidak akan terpilih," kata Maruarar di Jakarta, Rabu (1/5).

Namun, lanjut Maruarar, persoalan pemilih di Indonesia masih tinggi. Sebagian besar pemilih merupakan golongan ekonomi lemah. Selain itu, mereka juga mayoritas memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Sebagian besar hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Akibatnya, tidak ada kesadaran politik dari masyarakat. Akhirnya, praktik politik uang semakin marak. Suara rakyat bisa dibeli hanya dengan beras, baju kaos, dan selembar uang Rp 50 ribu.Pemilih tidak lagi mempedulikan siapa yang mereka pilih. Selama ada transaksi yang menguntungkan, suara akan diberikan.  

"Selain partai, pemberdayaan pemilih harus disoroti. Caleg artis, politik dinasti tidak akan berpengaruh kalau pemilih sadar dan cerdas," kata anggota DPR Komisi XI tersebut.

Maruarar mengakui, dalam tubuh PDIP masih ada beberapa nama caleg yang memiliki keterkaitan keluarga dengan pimpinan partai seperti kerabat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Tetapi, menurutnya PDIP memberlakukan sistem rekrutmen dan kaderisasi yang sama antara kader biasa dengan calon-calon kerabat tersebut.

"Sekarang ini penilaiannya dari publik, bukan lagi penilaian elite. Harus dilihat secara objektif, bukan subjektif," ungkap Maruarar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement