Rabu 01 May 2013 15:52 WIB

Buruh Ancam Mogok Nasional

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
  Ribuan buruh berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau yang biasa disebut 'May Day' di jalan MH. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5).   (Republika/Yasin Habibi)
Ribuan buruh berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau yang biasa disebut 'May Day' di jalan MH. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan buruh yang saat ini sedang melakukan aksi di sejumlah titik di Ibu Kota mengancam akan melakukan mogok nasional apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, akan terus menerus melakukan demonstrasi. Ini jika harga BBM tetap naik, upah buruh masih murah, dan jaminan kesehatan tidak dilakukan serentak mulai 2014.

"Aksi terus-menerus buruh di Indonesia akan dilakukan, bahkan hingga mogok nasional," kata dia, Rabu (1/5).

Dalam aksi kali ini, setidaknya buruh menuntut tujuh hal. Yaitu menolak kenaikan harga BBM, menolak upah murah, menolak penangguhan pembayaran upah minimum, tolak RUU ormas dan RUU Kamnas, hapus outsourcing, jalankan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat secara serentak mulai 1 Januari 2013, dan sahkan RUU Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan serta revisi UU buruh migran.

Hingga saat ini, 135 ribu buruh dari berbagai wilayah di Jabodetabek masih melakukan aksi dalam rangka memeringati hari buruh sedunia. Mereka saat ini masih terpusat di Istana Negara. 

Rencananya massa akan disebar untuk melakukan aksi di gedung DPR/MPR, Kemenkokesra, Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, Kementerian BUMN, Kemenkes, dan Kemenakertrans.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement