REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pascajebol setahun yang lalu, Bendungan Leuwi Nangka, di Kecamatan Pagaden, Subang,Jawa Barat (Jabar), sampai saat ini belum diperbaiki.
Padahal, bendungan tersebut sangat penting. Mengingat, ada 4.835 hektare sawah yang mengandalkan pengairan dari bendung tersebut. Dengan masih jebolnya bendung itu, ribuan hektare sawah itu terancam kekeringan pada musim kemarau.
Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang, Hendrawan, mengatakan, pihaknya telah mengusulkan perbaikan bendungan tersebut ke instansi terkait. Kabarnya, perbaikannya baru akan dilaksanakan pada 2014 mendatang.
"Perbaikannya lama, jadi ribuan sawah di tiga kecamatan terancam kekeringan," ujarnya, Rabu (1/5).
Seharusnya, infrastruktur itu segera diperbaiki. Sebab, sifatnya sangat penting. Saat musim kemarau, petani hanya mengadalkan sumber pengairan dari bendung itu. Jika bendungnya jebol, maka tak bisa menampung air dengan maksimal.
Akibatnya, ketika musim kemarau volume air bendung itu akan minim. "Bila sudah begitu, petani sulit mendapatkan air," jelasnya.
Diakui Hendrawan, sawah yang terancam kekeringan karena jebolnya Bendung Leuwi Nangka ini, tersebar di Kecamatan Pagaden, Pagaden Barat serta Cipunagara.
Tiga kecamatan itu, merupakan daerah unggulan penghasil padi. Namun, bila kondisi infrstuktur pertaniannya seperti itu, tahun ini produktivitas pertanian akan menurun. "Sepertinya, target 10 juta ton surplus beras, sulit direalisasikan bila kondisinya begini," jelasnya.