REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Penyakit malaria yang disebarkan melalui gigitan nyamuk anopheles masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di beberapa kabupaten/kota di Sumatra Utara.
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Sumatera Utara Sukarni di Medan, Selasa, mengatakan jumlah penderita malaria klinis (suspect) di provinsi itu pada tahun 2012 sebanyak 136.326 orang dan dari jumlah itu positif mencapai 13.682 jiwa.
"Secara klinis memang sebanyak 136.316 jiwa, namun setelah dilakukan pemeriksaan yang positif hanya 13.682 jiwa. Sebanyak 2.419 jiwa penderitanya usia 0-4 tahun dan 245 merupakan ibu hamil," katanya. Sementara kabupaten yang jumlah tertinggi penderitanya adalah Mandailing Natal sebanyak 4.507 jiwa, diikuti Batubara 3.257 jiwa dan Asahan dengan jumlah 1.273 jiwa.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dr Surjantini mengatakan malaria dapat berpengaruh pada tingginya angka kesakitan dan kematian bayi, balita dan ibu hamil serta berakibat menurunnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan produktivitas kerja.
Untuk itu semua jajaran kesehatan diharapkan melakukan penemuan dini orang yang diduga sakit malaria. Tujuannya untuk diperiksa dan diobati, serta meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif, dan menjangkau masyarakat di daerah terpencil. "Jajaran kesehatan juga harus melakukan identifikasi desa endemis malaria dan menjadikannya sebagai sasaran utama kegiatan eliminasi malaria," katanya.