Selasa 30 Apr 2013 20:56 WIB

Massa Muratara Blokade Jalinsum

Rep: Maspril Aries/ Red: Djibril Muhammad
SeJumlah warga menutup Jalan lintas sumatera (Jalinsum) di kawasan Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Selasa (30/4).
Foto: ANTARA/ Feny Selly
SeJumlah warga menutup Jalan lintas sumatera (Jalinsum) di kawasan Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Selasa (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Aksi massa pendukung pemekaran daerah otonomi baru (DOB) Musi Rawas Utara (Muratara) di Kabupaten Musi Rawas, Selasa (30/4) masih berlanjut.

Setelah kemarin warga memblokade jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan Provinsi Jambi, hari ini aksi blokade jalan kembali terjadi.

Ketua Presidium Pemekaran Muratara M Ibrahim yang dihubungi Republika, Selasa (30/4) mengatakan, "Massa hari ini masih memblokade Jalinsum. Kali ini warga memasang portal besi di jembatan sungai Mandang. Besi dipasang melintang di tengah jalan ke tiang jembatan dengan cara dilas."

Camat Rupit Firdaus yang dihubungi melalui ponselnya mengatakan, "Jalinsum masih ditutup warga hari ini. Warga menuntut ada pihak yang bertanggung jawab atas meninggalkan empat orang warga pada Senin malam. Warga mengatakan akan membuka jalan tersebut setelah ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab."

Menurut Firdaus akibat diblokirnya jalan lintas Sumatera tersebut, lalu lintas yang menghubungkan antara Lubuklinggau dengan Provinsi Jambi lmpuh total dan terjadi kemacetan panjang.

Walau dalam suasana duka, usai penguburan massa masih berkumpul di lokasi aksi dengan terus melakukan aksi memblokir ruas. Warga selain menuntut segera dilakukan pemekaran Muratara menuntut polisi bertangung jawab atas penembakan yang menewaskan empat orang

warga.Menurut seorang warga Gabriel H Fuady, penguburan tiga orang warga asal Kelurahan Rupit dilakukan di TPM KBM Rupit sekitar pukul 11.30 WIB dengan diantar ratusan warga. Satu korban tewas lainnya dikebumikan di Desa Pantai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement