REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- May Day atau Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada Rabu (1/5) akan diikuti oleh ratusan ribu buruh di seluruh Indonesia. Namun, buruh memastikan aksi besok tidak akan mematikan proses produksi.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan, buruh yang akan mengikuti aksi besok akan mengganti hari kerjanya pada hari libur mereka. Selain itu, kata dia, tidak semua buruh akan meliburkan diri pada esok hari. Sehingga, sebagian buruh yang lain akan tetap bekerja.
"Kita tidak akan ganggu proses produksi. Besok yang ikut aksi yang kerja shift dua dan shift tiga. Kalau shift satu pasti bekerja," terang dia kepada Republika, Selasa (30/4).
Lagipula, lanjut Iqbal, tanggal 1 Mei sudah disepakati sebagai hari buruh. Maka, sudah menjadi hal yang rutin apabila buruh melakukan aksi.
Seperti diketahui, aksi May Day besok ditargetkan akan diikuti oleh satu juta buruh di seluruh Indonesia. Khusus di Jabodetabek, aksi akan diikuti oleh 150 ribu buruh yang akan menuntut kesejahteraan sosial.
Massa yang berasal dari beragam organisasi buruh itu akan dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia, Istana Negara, dan DPR RI, dan sejumlah kementerian terkait.