REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di Kabupaten Indramayu berharap agar ketersediaan pasokan solar terus terjaga. Hal itu dimaksudkan agar musim tanam gadu 2013 tak terhambat.
"Akibat kelangkaan solar beberapa minggu terakhir, musim tanam menjadi terganggu," ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, kepada Republika, Selasa (30/1).
Sutatang menyatakan, akibat sulit mendapatkan solar, sebagian petani terpaksa menunda masa tanamnya. Mereka tidak bisa menjalankan traktor berbahan bakar solar. Padahal mesin tersebut sangat dibutuhkan untuk pengolahan lahan sebelum masa tanam.
"Sekarang sudah tidak ada petani yang membajak sawah menggunakan kerbau. Semuanya mengandalkan mesin traktor yang berbahan baku solar," tutur Sutatang.
Selain itu, tambah Sutatang, kelangkaan solar juga menyebabkan sebagian petani kesulitan menjalankan mesin pompa guna menyedot air dari saluran irigasi maupun sungai. Akibatnya, sawah menjadi kekurangan air.
Sutatang menyatakan, jika kelangkaan solar terus berlanjut, maka percepatan musim tanam gadu tidak bisa terlaksana. Dampaknya, sawah petani akan terancam kekeringan selama musim tanam gadu karena sudah memasuki kemarau.
Tak hanya berdampak pada musim tanam, tambah Sutatang, kelangkaan solar juga membuat sejumlah pabrik penggilingan padi berhenti beroperasi. Akibatnya, tengkulak tidak mau membeli gabah petani karena sulit menggilingnya menjadi beras.
"(Tengkulak) berdalih, gabah yang ada di pabrik penggilingan saja masih menumpuk," tutur Sutatang.
Sutatang mengakui, solar di sejumlah SPBU memang kini mulai berangsur normal sejak kemarin. Dia berharap, ketersediaan solar terus terjaga sehingga tak lagi menghambat pelaksanaan musim tanam.