Senin 29 Apr 2013 23:45 WIB

Strategi Baznas Tingkatkan Perolehan Zakat

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Mansyur Faqih
Didin Hafiduddin
Foto: Darwaman/Republika
Didin Hafiduddin

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR UTARA -- Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim memiliki potensi zakat luar biasa. Setiap tahun perolehan zakat Indonesia meningkat drastis. Pada 2011 pendapatan zakat Rp 1,7 triliun dan naik menjadi Rp 2,3 triliun pada tahun selanjutnya.

Untuk 2013, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menargetkan perolehan zakat menyentuh angka Rp 3 triliun. Kepala Baznas Didin Hafidhuddin memiliki empat strategi untuk terus melonjakkan nilai pengumpulan zakat.

Pertama, Sosialisasi dan edukasi berzakat melalui badan harus semakin agresif. Masyarakat harus diberikan pengertian zakat itu harus melalui badan karena lebih baik ketimbang individual atau langsung. Selain itu hikmah zakat dan kegunaan zakat juga menjadi bagian sosialisasi itu.

Kedua, kata dia, penguatan amil atau pekerja pengumpul zakat semakin berkualitas. Selain sumber daya manusia yang baik juga penguasaan dan kepemilikan sistem teknologi informasi yang baik.

Lalu, penggunaan dana zakat yang efektif. Bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan. :Tak hanya fokus ke hal yang bersifat konsumtif tapi juga produktif," kata dia kepada Republika di Bogor, Senin (29/4) siang.

Penggunaan dana zakat pun dengan transparan dan terbuka. Setiap peneliti, lanjut dia, bisa meneliti penggunaan dana di Baznas.

Strategi terakhir, ujar Didin, sinergi atau bekerja sama dengan berbagai lembaga. Contohnya, Rabu (1/5) nanti Baznas akan melakukan kerja sama dengan Kementerian Sosial untuk mendata para penerima zakat. Dengan adanya data tersebut proses distribusi akan semakin efektif dan efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement