Senin 29 Apr 2013 22:02 WIB

Pengentasan Kemiskinan Butuh Data Akurat

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Pengentasan kemiskinan masih jauh panggang dari api (ilustrasi).
Foto: globalmuslim.web.id
Pengentasan kemiskinan masih jauh panggang dari api (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WATES – Bupati H Hasto Wardoyo mengungkapkan masalah serius di Kabupaten Kulonprogo adalah kemiskinan. Oleh sebabitu, tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan sehingga fokusnya menjadikan orang miskin menjadi tidak miskin.

Untuk bisa merencanakan pengentasan kemiskinan dengan sempurna harus didukung data yang akurat. Karena itu, petugas Sensus Pertanian 2013 bisa mendapatkan data akurat yang bisa digunakan sebagai dasar merencanakan pembangunan.

Hasto Wardoyo mengemukakan hal itu pada pelepasan petugas Sensus Pertanian 2013 di Wates, Senin (29/4). Data merupakan salah satu hal yang sangat penting, sehingga dalam merencanakan pembangunan, tanpa adanya data, maka akan betul-betul buta karena tidak bisa melihat yang sesungguhnya.

"Pesan saya, bekerjalah sebaik-baiknya, bersyukur, bersungguh-sungguh, serius, kalau anda memberikan data palsu maka akan terjadi garbage in garbage out (masuk sampah dan keluar tetap sebagai sampah)," pesan Hasto.

Dikatakan Hasto, para petugas lapangan merupakan sumber data yang akan dipakai untuk pengambilan kebijakan. Karena itu dalam mengumpulkan data dari sumber-sumber data di masyarakat, kejujuran merupakan nomor satu, jangan memanipulasi. Jika petugas memanipulasi data, akan menyesatkan banyak orang.

Hasto juga berpesan agar para petugas lapangan berbuat yang terbaik untuk melakukan tugasnya dan berniat untuk ibadah supaya memacu semangat dan motivasi.

"Sekali lagi kejujuran adalah kunci utama. Lebih baik tidak memberi data, daripada memberi data tetapi salah. Karena data yang salah akan menyesatkan, sedangkan tanpa data kita tentu mencari data," tutur Hasto.

Sedang Kepala BPS Kulonprogo, Sugeng Utomo mengatakan secara umum Sensus Pertanian 2013 bertujuan untuk mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap dan akurat.

Sehingga bisa memberikan gambaran yang jelas tentang pertanian di Indonesia, khususnya tentang populasi usaha pertanian, rumah tangga petani gurem, jumlah pohon dan ternak, distribusi penguasaan dan penguasaan lahan menurut golongan luas, serta sebagai angka patokan untuk survei lain di sektor pertanian.

Sugeng menambahkan, kegiatan ini BPS bekerja sama dengan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian untuk memutakhirkan data PSPK (Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau) 2011 yang merupakan basis data ternak besar, yakni sapi perah, sapi potong dan kerbau yang akan digunakan untuk mendukung upaya swasembada pada 2014.

Untuk melaksanakan Sensus Pertanian 2013, ada 100 petugas yang terdiri dari 32 orang petugas organik BPS Kabupaten Kulonprogo dan 68 orang tenaga mitra. Tenaga mitra ini merupakan perwakilan dari 624 orang petugas sensus Pertanian 2013 yang berasal dari desa setempat.

Para petugas sensus sudah dilatih selama tiga hari dan akan bertugas secara tim yang terdiri dari satu orang koordinator tim dan tiga orang petugas pencacahan lengkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement