REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sekitar 40 persen madrasah ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Karawang, dalam kondisi rusak. Kerusakan terparah, melanda MI Nurul Islam di Kecamatan Batujaya. Enam kelas madrasah itu, hancur akibat terendam banjir yang cukup lama.
Kepala Kantor Kementeria Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang, Edy Yusuf, mengaku, masih ada madrasah yang dalam kondisi rusak. Untuk perbaikannya, instansi ini telah mengusulkan ke pemerintah pusat. Salah satu yang diusulkan yaitu MI Nurul Islam tersebut.
"Anggaran untuk perbaikan madrasah ini ada di pusat," ujarnya, kepada Republika Online, Senin (29/4).
Disebutkan dia, jumlah MI yang ada di Karawang sebanyak 136. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya berstatus negeri. Sedangkan madrasah tsnawiyah, jumlahnya mencapai 57 unit. Enam di antaranya berstatus negeri. Untuk madrasah aliyah, jumlahnya 16 unit. Empat unit berstatus negeri dan sisanya swasta.
Namun, madrasah yang ruang kelasnya banyak yang rusak itu MI. Sedangkan untuk MTs atau MA, semuanya dalam kondisi baik. Meski banyak yang rusak, MI ini masih bisa bersaing dengan sekolah dasar (SD).
Akan tetapi, kerusakan madrasah ini tidak bagus secara estetika. Apalagi, bila kerusakannya cukup parah, tentunya akan menghambat kegiatan belajar siswa.
Seperti yang terjadi pada MI Nurul Islam. Pada 2012 lalu, madrasah tersebut terendam banjir. Sehingga, enam ruang kelasnya rusak parah bahkan ambrol. Sejak saat itu, madrasah itu tak lagi digunakan. Kini, para siswanya harus ikut belajar di mushola-mushola terdekat.
Terkait dengan alokasi anggaran untuk rehab madrasah, lanjut Edy, pihaknya tak tahu menahu. Soalnya, hal itu kewenangan pusat. Daerah, hanya sebatas mengusulkan. Kalau usulan itu mendapat lampu hijau, tentunya akan ada tim dari pusat yang meninjau langsung lokasinya.
Sepertinya, untuk usulan madrasah yang akan direhab, bisa teralisasi tahun depan (2014). Dengan begitu, diharapkan madrasah yang kerusakannya cukup parah, bisa diperbaiki tahun depan. Sehingga, kedepan tak ada lagi madrasah yang ruang kelasnya jelek.
Sementara itu, staff seksi Mapenda Kemenag Karawang, Iwa, mengatakan, kebanyakan madrasah yang bangunannya rusak itu, merupakan sekolah yang mandiri. Dengan kata lain, madrasah itu kurang ditopang oleh yayasan. Sehingga, pengelolanya harus mencari sumber dana sendiri untuk membiayai perbaikan sarana dan prasarananya.
"Karena itu, biasanya mereka meminta bantuan ke pemerintah," jelasnya.
Untuk tahun ini, kemenag mengusulkan bantuan dengan prioritas MI Nurul Islam. Mengingat, sudah lama madrasah itu rusak akibat tergenang banjir. Kemudian, para siswanya harus numpang belajar di sarana publik lainnya.