Senin 29 Apr 2013 11:32 WIB

Ekonom: Paling Tepat Harga BBM Naik Mei

Rep: Muhammad Iqbal / Red: A.Syalaby Ichsan
Stok BBM habis (ilustrasi)
Foto: Corbis RF
Stok BBM habis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah diminta segera memutuskan kebijakan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.  

Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Sri Adiningsih mengatakan, April dan Mei merupakan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan dan mengimplementasikan kebijakan tersebut.

"Sebab saat ini inflasinya relatif rendah," tutur Sri kepada Republika, Senin (29/4).  Sri beralasan apabila mendekati bulan puasa maupun hari raya Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan tahun, tingkat inflasi akan mengalami peningkatan.  

Sehingga apabila kebijakannya mulai diterapkan saat itu, kondisinya menjadi serba sulit.  "Intinya semua kebijakan harus disiapkan dengan baik.  Kebijakan penerapan dua harga BBM bersubsidi adalah satu langkah maju untuk mengurangi subsidi," kata Sri.

Dia menyatakan, subsidi BBM harus dikurangi agar anggaran negara tidak jebol.  Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013, alokasi belanja subsidi BBM tercatat Rp 193,8 triliun.

Sri menjelaskan, apabila anggaran jebol gara-gara subsidi BBM, pemerintah akan kesulitan untuk menyelamtkan perekonomian domestik.  Selain itu, upaya peningkatan kualitas infrastruktur serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia jelang Asean Economic Community 2015 akan terhambat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement