REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Angka kemiskinan di Indonesia diprediksi akan meningkat saat terjadinya kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Sosial telah mempersiapkan kebijakan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, Kementerian Sosial telah mempersiapkan tiga program untuk membantu warga miskin ketika harga BBM meningkat. "Program ini dibuat sebagai persiapan dan mengatasi permasalahan kemiskinan yang timbul ketika terjadi kenaikan harga BBM," ujarnya, Senin (29/4).
Program tersebut yakni peningkatan pemberian raskin selama tiga sampai empat bulan sekali. Jumlah raskin akan ditingkatkan dari 15 kg menjadi 30 kg per kepala keluarga. Kemudian, Kemensos akan memberikan bantuan kepada siswa miskin.
Salim memperkirakan ada 4,8 juta siswa tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang harus mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, penerima bantuan untuk keluarga harapan akan ditingkatkan dari 1,4 juta keluarga menjadi 1,8 juta keluarga per tahun.
Keluarga harapan ditujukan untuk kategori rumah tangga sangat miskin dengan syarat tertentu, yakni wajib memeriksakan anggota keluarganya di Puskemas dan menyekolahkan anaknya dengan tingkat kehadiran yang sesuai.
"Kami sudah melakukan perencanaan, jika jumlah penerimanya naik otomatis nilai bantuan dan anggarannya juga akan bertambah dan ini masih kami bahas lebih lanjut," ujar Salim.
Salim menjelaskan, ketika terjadi kenaikan harga BBM, tidak menutup kemungkinan jumlah warga miskin akan meningkat sebesar setengah persen. Namun, jika program tersebut nanti digulirkan tingkat kemiskinan warga diharapkan akan menurun sebesar sepuluh persen.