Senin 29 Apr 2013 09:28 WIB

Dana BOS Belum Cair, Guru Madrasah Menjerit

Rep: Lilis Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Siswa madrasah (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Siswa madrasah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan guru dan kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Indramayu mengeluhkan belum cairnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Penundaani itu menyebabkan honor yang menjadi hak mereka sejak Januari 2013 belum dibayar. Hal itu diungkapkan salah seorang guru sebuah MI yang enggan disebut namanya. Dia menyatakan, teman-temannya sesama guru madrasah saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

''Kepala sekolah dan guru-guru madrasah saat ini menjerit,'' ujar guru yang mengajar di Kecamatan Bongas tersebut, Senin (29/4). Guru itu menyatakan, kondisi tersebut dialami para guru yang berstatus honorer. Pasalnya, honor mereka benar-benar bersumber dari dana BOS.

''90 persen guru di madrasah-madrasah statusnya adalah honorer, hanya sedikit yang berstatus PNS,'' katanya. Menurut dia, para guru honorer sudah melaksanakan kewajiban mengajar setiap hari. Namun, honor yang menjadi hak selama berbulan-bulan hingga kini belum diterima.

Dia menjelaskan, dana BOS biasanya cair setiap triwulan sekali. Untuk dana BOS periode Januari-Maret, biasanya sudah cair pada Februari atau Maret. Namun, hingga memasuki akhir April, dana BOS belum juga cair. Padahal, saat ini seharusnya sudah memasuki triwulan kedua.

Selain menyebabkan honor guru madrasah belum dibayar, kondisi tersebut juga menyebabkan kegiatan operasional sekolah menjadi terhambat. Pasalnya, biaya operasional sekolah selama ini memang berasal dari dana BOS. ''Pihak sekolah sampai harus pinjem sana-sini agar kegiatan operasional sekolah tetap berjalan,'' tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement