REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan, Herman Henry menilai, kabar yang menyebut Puan Maharani bakal menggantikan Megawati Soekarno Putri hanya persepsi publik.
"Sampai hari ini saya belum pernah mendengar Megawati mempersiapkan Puan, itu bisa saja anggapan publik. Kami tidak risih, Puan punya hak, apalagi turunan langsung Soekarno," kata Herman Henry di Jakarta, Kamis (25/4).
Terkait dikotomi Puan dan kader lain, Herman mengemukakan. Puan bukanlah satu-satunya pemuda dan anak Megawati di PDIP. Masih ada banyak tokoh muda yang juga dipersiapkan untuk maju sebagai garda terdepan PDI Perjuangan.
"Ada yang mengatakan akan ada dikotomi Puan dan yang lain, anak-anak ibu kan bukan Puan saja, namun ada juga Maruarar Sirait, Pramono Anung," kata Herman.
Beberapa tokoh besar PDIP kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, yaitu Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo mendapat nomor urut 1 di daerah pemilihan Jateng 1, Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait mendapatkan nomor urut 1 di dapil Jabar IX, dan eks cagub Jabar dari PDIP Rieke Diah Pitaloka menjadi caleg nomor urut 1 dari dapil Jabar VII.
Adik Megawati, Guruh Soekarnoputra, akan maju sebagai caleg nomor urut 1 di dapil Jateng I, sementara cucu Soekarno, Puti Guntur Soekarno, maju menjadi caleg nomor urut 2 dari Jabar 10.
Herman mengatakan, tidak ada pengutamaan keluarga dalam menentukan nomor urut bakal caleg PDIP, namun hal tersebut diakui sebagai pamor politik parpol terhadap bakal caleg.