REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan tujuan mencari bibit-bibit potensi sumber daya manusia nasional yang memiliki keahlian di bidang siber, Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) gelar acara kompetisi siber nasional, Cyber Defence Contest, Kamis (25/4).
FTII yang merupakan wadah bagi asosiasi-asosiasi teknologi informasi yang ada di tanah air ini mencoba memberikan dukungan kepada Kementerian Pertahanan RI dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan bangsa, khususnya dalam hal dunia siber.
Ketua umum FTII, Sylvia W Sumarlin, mengatakan semangat dari kompetisi ini untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. “Mereka yang memiliki keahlian cyber ini sebagai pendukung pertahanan negara dimana setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta membela Negara,” papar Sylvia.
Dalam acara pembukaannya, acara langsung dihadiri Mentri Pertahanan Nasional Purnomo Yusgiantoro. Dalam sambutannya, Menhan menegaskan pentingnya memperhatikan pertahankan kedaulatan negara tidak hanya dari sisi kemiliteran semata. Menurut Menhan, dengan semakin berkembangnya dunia telekomunikasi, ancaman yang datang dari dunia siber juga tak kalah berbahanya dari ancaman militer.
“Kalau kita bicara mengenai pertahanan, kita juga berbicara mengenai ancaman. Kalau di zaman dulu, ancamannya adalah militer seperti perang. Tapi kedepan ini ancaman yang harus kita waspadai salah satunya adalah ancaman cyber war crime,” ujar Menhan.
Dengan berbasiskan “open-source”, FTII mendorong kreativitas kaum muda untuk mengembangkan sistem pertahanan yang akan dipakai nantinya oleh kemenhan. Mereka membawa keunikan tersendiri dari sistem piranti lunak yang mereka kembangkan.