REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Warga Kabupaten Bandung yang tinggal di daerah langganan banjir didorong mengikuti program transmigrasi.
"Korban banjir selalu didorong transmigrasi, tapi kembali ke masyarakat," ujar Petugas Penggerak Swadaya Masyarakat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung, Kamal Kosasih, Selasa (23/4).
Kamal mengatakan pemerintah berharap masyarakat merespon program transmigrasi. Namun, kenyataan masyarakat tetap memilih tinggal.
Menurutnya, terdapat tim penyuluh terpadu yang bertugas memberi motivasi kepada masyarakat yang terkena bencana alam. Relokasi dilakukan daripada masyarakat tinggal di daerah langganan banjir terutama melalui transmigrasi.
Ia menilai masyarakat sudah merasa nyaman meski terancam banjir. Sebab, masyarakat berpikir banjir hanya sesaat sehingga setelah banjir melanjutkan kehidupan kembali secara normal.
Oleh sebab itu, ia mengaku warga sulit di relokasi. Meskipun terdapat arahan dari penyuluh tingkat desa, kecamatan maupun dinas terkait bencana.
Sementara, di Kabupaten Bandung secara umumnya animo masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi tinggi. Sebab, jumlah pendaftar lebih besar daripada kuota pemberangkatan.
Ia mengatakan target 40 kepala keluarga per tahun namun jumlah pendaftar bisa 500 KK. Menurutnya, sisa pendaftar tahun 2012 ada 41 KK dan hingga April 2013 telah ada enam kepala keluarga yang mendaftar.
Daerah kantong transmigrasi di Kabupaten Bandung yaitu Bojongsoang, Ciparay, Dayeuhkolot, dan daerah penduduk padat lainnya.
Sementara, daerah tujuan transmigrasi Kabupaten Bandung yaitu Sulawesi. Namun, umumnya calon transmigran ingin ditempatkan di daerah yang dekat agar saat ingin pulang kampung biaya murah.