REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menekankan kepada pihak kepolisian dan segenap instansi pemerintahan agar jangan khawatir dengan aksi buruh. Ketua Umum KASBI, Nining Elitos, mengatakan buruh datang hanya untuk menyampaikan masalah yang dihadapi kaum buruh dan rakyat pada umumnya.
''Polisi tak perlu khawatir,'' katanya ketika dihubungi, Selasa (23/4). Nining mengatakan, pihaknya tidak ada rencana menutup jalan Tol seperti yang dikhawatirkan Polisi, pemerintah dan masyarakat.
Menurut Nining, buruh hanya datang ke depan Istana untuk memberitahukan pemerintah yang sekarang sudah menutup mata dari kesengsaraan rakyat indonesia secara keseluruhan. ''Buruh enggak bawa apa-apa, cuma bawa baju,'' ujarnya.
Dikatakannya, buruh hanya menuntut, seperti rakyat biasa yang tidak mendapatkan kepastian kerja, kepastian membeli kebutuhan pokok, dan upah kerja yang layak. Selain itu, buruh juga meminta untuk terbebas dari premanisme, seperti yang diorganisir oleh aparat dan perusahaan. ''Kita tuntut itu semua,'' kata Nining
Dia menilai, pemerintah ketika dikritik kadang-kadang bersikap berlebihan, seperti meminta perhatian dan simpati dari dunia Internasional. Menurutnya, buruh juga tidak akan turun ke jalan jika tidak ada penindasan. ''Buruh turun ke jalan karena ruang birokrasi itu tertutup bagi rakyat,'' katanya.
Ruang demokrasi yang bisa mencari jalan keluar, lanjutnya, tidak diterapkan di perusahaan dan di ruang birokrasi. ''Yang ada tekanan, intimidasi, dan ancaman,'' katanya.