Senin 22 Apr 2013 14:37 WIB

MUI Harapkan SBY Tolong Muslim Rohingya

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Citra Listya Rini
Muslim Rohingya
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang melakukan kunjungan ke beberapa negera di wilayah ASEAN, salah satunya adalah Myanmar. Menurut Ketua MUI Bidang Kerukunan antarumat beragama komisi luar negeri, Slamet Efendi Yusuf, ini adalah momentum yang tepat untuk menolong kaum Muslim Rohingya.

Kaum Muslim Rohingya telah mengalami diskriminasi yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan massif yang berkepanjangan. Terjadi pembantaian dan konflik yang dilakukan oleh pihak militer dan kalangan masyarakat tertentu di Myanmar, yang membuat kaum Muslim Rohingya ini terdesak.

Menurut Slamet, tentu masalah ini bukan hanya mengerucut pada masalah agama lagi, namun lebih pada masalah HAM. Kunjungan SBY ke Myanmar adalah momentum yang tepat agar bisa mendesak pemerintah setempat agar bisa membuka matanya pada kaum muslim Rohingya.

"SBY bisa bicara langsung pada pemimpin Myanmar," kata Slamet kepada Republika di Jakarta, Senin (22/4).

Slamet mengatakan SBY bisa memberikan arahan pada pemimpin di Myanmar agar bisa memberikan perlindungan pada kaum Muslim Rohingya. Kekerasan yang terjadi di Rohingya hanya bisa diselesaikan oleh peran governtment to governtment atau people to people.

"Ini merupakan tragedi kemanusiaan, dan SBY atas nama ASEAN harus bergerak," ujar Slamet.

Indonesia merupakan negara yang dituakan oleh negara-negara ASEAN lainnya. Untuk itu, jika pemimpinnya bisa mendesak pemimpin negara, bisa didengarkan dan menjadi pertimbangan.

Kekerasan yang terjadi di Rohingya, bukan saja merupakan sebuah konflik agama, namun merupakan kekerasan yang melanggar hak-hak kemanusiaan. SBY seharusnya bisa mendesak pemerintah Myanmar untuk membuat undang-undang kewarganegaraan bagi rakyat Rohingya.

Umat muslim Rohingya seharusnya diberikan hak dan perlakuan yang sama dengan rakyat di daerah lain di Myanmar. Tak boleh lagi ada diskriminasi dan kekerasan yang dilakukan oleh sesama manusia yang sama-sama menginjak bumi Myanmar ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement