REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno berharap tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di luar negeri memiliki posisi tawar tinggi. Sehingga kehadiran mereka benar-benar dicari dan dibutuhkan karena keahlian dan profesional dalam bidang pekerjaannya.
Herman mengatakan, para TKW masih ada yang mencari kerja dengan persyaratan sangat minimal (berpendidikan rendah), sehingga kurang memperhatikan perlindungan dalam bekerja. Bahkan, hasil kerja mereka belum memadai termasuk untuk diri sendiri.
Menurut Herman, pekerja yang mendapatkan gaji dan perlindungan yang belum memadai, harus ditingkatkan kemampuannya melalui jalur pendidikan. Karenanya, KBRI KL sangat mendukung atas adanya pendidikan informal seperti pelatihan bahasa Inggris dan komputer serta ketrampilan lainnya, untuk para pekerja Indonesia di Malaysia yang digerakkan sejumlah WNI yang menetap di negara ini.
Bahkan, pendidikan formal seperti Universitas Terbuka (UT) juga sangat baik untuk menambah bidang keilmuan dari para pekerja Indonesia di negara ini. "Sudah sepatutnya, para pekerja mutlak meningkatkan pendidikannya," kata Dubes Herman disela-sela acara peringatan Hari Kartini di Aula Hasanuddin KBRI KL, Ahad (21/4) malam.
Begitupula dengan kegiatan diskusi tentang kesehatan ataupun pendidikan lainnya seperti yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia di Malaysia dapat terus dikembangkan hingga mampu menjangkau WNI hingga TKI yang ada di Indonesia. "Diskusi tentang kesehatan yang dilakukan oleh KNPI ini sangat positif, apalagi dilakukan terkait dengan untuk memperingati Hari Kartini, yang telah memperjuangkan hak kaum wanita Indonesia," ungkap dia.