Ahad 21 Apr 2013 17:55 WIB

Sopir Angkot Dukung Kenaikan BBM Mobil Pribadi

Petugas SPBU mengisikan BBM subsidi.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas SPBU mengisikan BBM subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Para sopir angkutan kota (angkot) di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) menyatakan mendukung rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk mobil pribadi. "Kami sangat setuju harga BBM bersubsidi untuk mobil pribadi naik karena pemilik mobil berplat hitam ini merupakan orang mampu," ujar Kandarrudin, sopir angkot jurusan Pelabuhan Pangkalbalam - Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Ahad (21/4).

Rencana berencana menaikan harga BBM bersubisdi mobil pribadi pada kisaran Rp 6.500 sampai Rp 7.000 per liter, sementara untuk kendaraan roda dua dan angkutan umum masih tetap Rp 4.500 per liter. "Mudah-mudahan kebijakan pemerintah ini cepat diberlakukan, sehingga sopir angkot tidak kesulitan lagi untuk mendapatkan BBM subsidi di SPBU," ujarnya.

Menurut dia, selama ini sopir angkot harus mengantre lama di SPBU karena harus bersaing dengan mobil plat hitam untuk mendapatkan BBM bersubsidi, sehingga pendapatan sopir berkurang apalagi penumpang angkot juga minim. "Kami meminta pemerintah jangan ragu untuk menaikkan harga BBM bersubsidi karena selama ini yang menikmati orang kaya," ujarnya.

Ia mengatakan, apabila kebijakan ini sudah diberlakukan, pihaknya mengharapkan pemerintah daerah atau pihak pengelola BBM harus membangun SPBU lebih banyak dan pengawasan yang ketat agar pendistribusian BBM ini tepat sasaran. "Pengisian BBM subsidi untuk angkutan umum dan roda dua dengan mobil pribadi ini harus dibedakan, agar tidak ada lagi mobil berplat hitam mengisi BBM di SPBU khusus angkot dan roda dua," ujarnya.

Demikian juga Endang, sopir angkot lainnya, mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak kepada masyarakat ekonomi lemah. "Apabila kebijakan ini betul-betul dilaksanakan tentu ketersediaan BBM di SPBU akan selalu mencukupi untuk kebutuhan angkot.

Menurut dia, selama ini stok BBM di SPBU cepat habis karena maraknya pengerit BBM dengan mengunakan mobil pribadi. "Diberlakukannya kebijakan ini tentu mobil berplat hitam tidak bisa mengerit BBM bersubsidi, sehingga ketersediaan BBM cukup dan sopir akan lebih cepat beraktivitas mencari calon penumpang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement