Sabtu 20 Apr 2013 16:49 WIB

Pencarian Korban Lomgsor Garut Dilakukan Manual

Sejumlah petugas penangggulangan bencana dan prajurit TNI mencari korban yang diduga masih tertimbun setelah terjadinya tanah longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Agus Bebeng
Sejumlah petugas penangggulangan bencana dan prajurit TNI mencari korban yang diduga masih tertimbun setelah terjadinya tanah longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT--Tim gabungan melakukan pencarian tiga orang korban tertimbun longsor di kawasan Puncak Lancang, Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, secara manual karena kendaraan alat berat tidak dapat masuk ke lokasi longsor, Sabtu.

"Tiga korban masih dalam pencarian dengan cara manual, alat berat tidak bisa masuk karena lokasinya sulit dijangkau," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Zatzat Munazat.

Longsor terjadi sekitar pukul 07.30 WIB di lahan perkebunan milik Perhutani, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, atau berada sekitar lokasi operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pertamina Kamojang.

Korban yang tertimbun longsoran tanah tebing itu menimpa tiga orang petani yaitu Elah (40), Enoh (40) dan Juhaena (36) yang sedang melakukan aktivitas bertani. "Korban yang sedang berada di kebun itu langsung tertimbun longsor setinggi sekitar 7 sampai 10 meter," kata Zatzat.

Cukup tingginya tumpukan tanah tersebut, kata Zatzat cukup menyulitkan petugas gabungan unsur TNI/Polri, relawan bencana dan masyarakat dalam melakukan upaya pencarian korban.

Upaya pencarian korban, lanjut Zatzat akan terus dilakukan secara gotong royong meskipun hanya dengan alat sederhana berupa cangkul.

"Tim gabungan hingga sore ini masih terus melakukan pencarian, mudah-mudahan tim gabungan dapat segera menemukan korban," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukakarya, Asep Hamdani, mengatakan bencana longsor tebing kebun setinggi 300 meter itu tiba-tiba ambrol diduga karena labil.

Menurut dia, seringnya turun hujan mengguyur kawasan kebun musiman itu menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya tanah labil sehingga terjadi longsor.

"Sebelumnya kawasan itu selalu diguyur hujan deras sehingga tanah menjadi labil, apalagi sebelumnya juga pernah terjadi longsor di pinggiran jalan menghubungkan Kamojang dengan Samarang," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement